Senin, 25 November 2024

Ayo Akhiri Tuberkulosis, Banten Pasti Bisa! 

SERANG, TitikNOL - Indonesia saat ini berada pada posisi kedua dengan jumlah kasus TBC terbanyak di dunia setelah India, diikuti oleh China.

Pada tahun 2020, Indonesia berada pada posisi ketiga dengan beban jumlah kasus terbanyak, sehingga tahun 2021 jelas tidak lebih baik. Kasus TBC di Indonesia diperkirakan sebanyak 969.000 kasus TBC (satu orang setiap 33 detik).

Angka ini naik 17% dari tahun 2020, yaitu sebanyak 824.000 kasus. Insidensi kasus TBC di Indonesia adalah 354 per 100.000 penduduk, yang artinya setiap 100.000 orang di Indonesia terdapat 354 orang di antaranya yang menderita TBC. Situasi ini menjadi hambatan besar untuk merealisasikan target eliminasi TBC di tahun 2030.

Angka keberhasilan pengobatan TBC pun masih sub-optimal pada 85 persen, di bawah target global untuk angka keberhasilan pengobatan 90 persen. Sedangkan jumlah kasus TBC yang ditemukan dan dilaporkan ke SITB tahun 2022 ialah sebanyak 717.941 kasus dengan cakupan penemuan TBC sebesar 74% (target: 85%).

TBC di Banten

Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Dr,dr, Ati Pramudji Hastuti, MARS, Provinsi Banten menduduki peringkat ke-5 dengan beban kasus TBC tertinggi setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta.

“Estimasi kasus di Provinsi Banten sebesar 38.200 kasus dan yang ditemukan dan diobati sebesar 35.819 kasus atau sebesar 94%, sudah memenuhi target nasional yaitu sebesar 90%. Sedangkan untuk angka keberhasilan pengobatan TBC di Provinsi Banten tahun 2022 sebesar 91% (target nasional 90%),” kata Kadinkes Ati Rabu pekan lalu.

Disampaikan Ati, Meskipun target di Provinsi Banten telah mencapai target nasional, bukan berarti sudah bebas dalam penularan kasus TBC dikarenakan masih adanya kasus yang belum ditemukan dan ternotifikasi. Oleh karena itu segala upaya harus di lakukan dalam mencapai eliminasi tuberkulosis.

Kolaborasi seluruh pihak dalam eliminasi TBC

Dijelaskan Ati, bahwa penyakit TBC tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat. Menjangkau setiap orang dengan TBC dan memastikan setiap pasien diobati sampai sembuh membutuhkan pendekatan yang melampaui sektor kesehatan.

Wujudkan Povinsi Banten “ Sehat dengan TOSS TBC “

Kadinkes Ati mengajak untuk Bersama sama mengeliminasi TBS dengan Gerakan TOSS TBC, sebuah gerakan atau kampanye untuk Temukan Tuberkulosis, Obati Sampai Sembuh TBC.

Kampanye ini menjadi salah satu pendekatan untuk menemukan, mendiagnosis, mengobati dan menyembuhkan pasien TBC, serta menghentikan penularan TBC di masyarakat.

“TOSS TBC menargetkan 80 % penurunan insiden TBC dan 95% penurunan kematian TBC pada tahun 2030, Road Map TBC 2030 Setiap orang perlu menyadari pentingnya langkah-langkah TOSS TBC, yaitu, mencari dan menemukan gejala di masyarakat, mengobati TBC dengan tepat, hingga memantaupengobatan TBC sampai sembuh,” papar Ati.

Wujudkan Keluarga Sehat dengan Terapi Pencegahan TBC (TPT)

Orang yang terinfeksi dengan kondisi bakteri laten di tubuh, maka ia tidak dapat menularkan penyakit TBC kepada orang lain, khususnya kontak serumah yaitu keluarga. Meski demikian, hal ini perlu diwaspadai saat kondisi kekebalan di dalam tubuh sedang menurun maka bakteri TBC dapat berkembang. (Adv)

Komentar