SERANG, TitikNOL - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) launching Project Based Learning (PBL) Smart Sector, yang merupakan program mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul yang siap bersaing di era digital.
Program PBL resmi dibuka Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, secara resmi membuka program Project Based Learning (PBL) Smart Sector di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Serang, Banten, pada Senin (4/8/2025).
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau Disnakertrans Provinsi Banten, Septo Kalandai, menjelaskan, PBL dirancang agar peserta tidak hanya memperoleh teori, tetapi juga terlibat langsung dalam proyek nyata yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja .
“Ini pendekatan pelatihan vokasi yang lebih kontekstual dan aplikatif,”ujar Kadisnaketreans Provinsi Banten, Septo Kalandi, Rabu (5/8/2025).
Dia mngatakan, PBL tidak hanya memberikan pelatihan. Namun, juga menciptakan solusi bersama antara dunia usaha dan pemerintah.
“Perusahaan memperoleh tenaga kerja siap pakai, sedangkan peserta mendapatkan sertifikasi kompetensi, pengalaman kerja nyata, serta perlindungan sosial,”katanya.
Menurut dia, pelatihan vokasi menjadi kunci menjawab berbagai tantangan ketenagakerjaan, seperti tingginya angka pengangguran lulusan SMK dan ketidaksesuaian (mismatch) antara pendidikan dan kebutuhan industri.
Adapun fokus program PBL, kata dia, pada sektor-sektor berbasis teknologi dan digital, dengan target nasional sebanyak 20.032 peserta sepanjang tahun 2025.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 9.664 peserta akan mengikuti pelatihan di UPT BPVP, sementara 10.368 peserta akan mengikuti pelatihan di UPTD/BLK tingkat daerah.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, saat membuka PBL, mengatakan bahwa transformasi ketenagakerjaan Indonesia harus mengantisipasi disrupsi digital dan transisi menuju ekonomi hijau.
Kemnaker terus memperkuat kebijakan pelatihan vokasi berbasis triple skilling, yaitu, reskilling bagi pekerja aktif, skill adjustment untuk pencari kerja, dan upskilling bagi korban PHK.
“Era digital menuntut kita bergerak cepat. Kita harus membekali tenaga kerja dengan keterampilan masa depan yang menuntut untuk kreatif, kolaboratif, digital, dan adaptif,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Menaker juga berpesan kepada seluruh peserta pelatihan agar memanfaatkan program ini dengan sebaik-baiknya, termasuk dengan membangun growth mindset dan semangat untuk terus belajar.
"Program PBL ini menjadi simbol komitmen Kemnaker dalam mendukung visi besar Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk membangun SDM yang tangguh dan berdaya saing,” tambahnya.
Direktur Jenderal Binalavotas Kemnaker, Agung Nur Rohmad, mengatakan, program PBL Smart Sector adalah metode pembelajaran inovatif yang menuntut peserta menguasai keterampilan dalam mengerjakan proyek-proyek yang relevan dengan industri modern berbasis teknologi canggih.
“PBL menitikberatkan pada pembelajaran berbasis praktik langsung, pemecahan masalah, kerja tim, serta inovasi. Dengan melibatkan industri, diharapkan lulusan peserta PBL dapat langsung siap bekerja,” ujar Agung. (ADV)