SERANG, TitikNOL - Dalam mengatasi stunting dan gizi buruk, diperlukan peran semua pihak, agar upaya dapat dilakukan secara bersama-sama atau multisektor. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten, Sitti Ma'ani Nina.
“Penanganan stunting bersifat multisektor, ada intervensi khusus di beberapa OPD. Karena itu menyangkut lingkungan, sanitasi air dan lain-lain. Kalau kita 1.000 hari pertama kehidupan (HPK),” kata Nina usai Ekstream Rakor Penanggulangan Kemiskinan dan Percepatan Penanganan Stunting di Provinsi Banten, Rabu (29/3/2023).
Dikatakannya, dengan memperhatikan 1.000 Hari Pertama Kehidupan itu merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam pecegahan stunting. "Serta sebagai perubahan prilakunya dan bagaimana pasangan yang subur itu juga masuk dalam sasaran yang menjadi target kami," katanya.
Tidak hanya itu, kata Nina, dalam upaya pencegahan stunting pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada remaja-remaja untuk dapat menyiapkan diri agar menjadi keluarga yang berkualitas.
"Untuk itu maka dibutuhkan perencanaan dengan baik, terutama menyiapkan remaja yang sehat," imbuhnya.
Setelah itu, kata Nina, pihaknya juga mendorong terkait dengan program Keluarga Berencana (KB), hal itu untuk menjaga jarak waktu kelahiran. Sehingga orang tua dapat fokus dalam memperhatikan tumbuh kembang anak.
“Hal ini perlu diperhatikan, karena untuk memastikan tumbuh kembangnya dengan baik. Agar orang tua bisa fokus pada anak,” terangnya.
Nina juga mengatakan, terkait Program Keluarga Berencana (KB) yang terus digenjot, dan ia berharap prestasi yang telah diraih dapat dipertahankan.
“Alhamdulillah, laju pertumbuhan penduduk kita 2,1 dan itu kalau bisa dipertahankan,” katanya. (ADV)