LEBAK, TitikNOL - 27 Agustus 2017 adalah hari bersejarah buat Organisasi Rakyat Anti Koruptor (Orator) Provinsi Banten. Ormas yang berkantor di Jalan Siliwangi BTN Ona, Blok D 5 Nomor 4, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak ini genap berusia 3 tahun.
Berkenaan dengan harlah Orator, segenap jajaran pengurus Ormas tersebut menggelar syukuran berupa pemberian santunan dan bingkisan serta makan bersama dengan sekitar 50 anak yatim di Kabupaten Lebak.
Acara itu dilaksanakan di salah satu rumah makan (Fried Chicken) di Jalan Multatuli Rangkasbitung, Minggu (27/8/2017).
Direktur Eksekutif Orator Banten Agustian mengatakan, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, di hari lahirnya Orator ke 3 tahun, sengaja mengundang 50 anak yatim untuk diajak makan bersama, sekaligus untuk diberikan bantuan berupa santunan dan pemberian bingkisan.
"Kami (Orator) sadar disebagian rejeki kami ada hak orang lain, ya salah satunya hak anak yatim ini. Maka dari itu, di Harlah Orator ini kami sengaja mengajak dan mengundang mereka agar mereka bahagia, mungkin rumah makan Fried Chicken ini tabu buat mereka khususnya anak yatim ini. Ahamdulillah, hari ini mereka bisa bahagia dapat makan bersama di sini dengan kami," ujar Agustian kepada TitikNOL, disela acara pemberian santunan dan makan bersama dengan puluhan anak yatim.
Dijelaskan Agustian, kegiatan pemberian santunan kepada anak yatim bukan kali pertama ini saja dilakukan oleh Ormas yang dipimpinnya.
Menurut Agustian, Orator setiap tiga bulan sekali secara bergilir ke setiap wilayah kecamatan di Kabupaten Lebak selalu memberikan santunan dan menggelar doa bersama.
"Intinya kami ingin berbagi kepada sesama yang membutuhkan, khususnya kepada anak yatim. Kedepan saya ingin sekali membuat satu yayasan anak yatim yang berbadan hukum, kami ingin sekali menjadi orangtua asuh bagi mereka. Dengan harapan mereka (anak yatim) ini bisa mendapatkan kehidupan yang layak, pendidikan dan kesehatan yang terjamin, sehingga kelak mereka akan bisa hidup mandiri dan menjadi anak-anak yang mempunyai masa depan yang baik," tukas Agustian.
Di tempat yang sama, Ratnasari (16) salah seorang anak yatim warga Kampung Cibungur Pasir, Desa Rangkasbitung Timur yang datang bertiga dengan ibu kandung dan adiknya bernama Sukmadi (3), mengaku bahagia, lantaran masih ada yang dapat memberikan perhatian dan merasa kasihan kepada nasib anak yatim seperti dirinya dan adik kandungnya tersebut.
"Saya dan adik saya ini hanya bisa mengucapkan rasa terima kasih atas bantuan dan perhatiannya kepada kami dan yang lainnya pak," ucap Ratnasari.
Saat ditanya apakah dirinya masih sekolah atau tidak, Ratnasari menjawab jika dirinya putus sekolah saat masih duduk di bangku kelas 9 di SMPN 6 Rangkasbitung.
"Karena enggak ada biaya pak, tiga bulan lagi mau Ujian Nasional saya keluar sekolah. Jadi enggak ikut UN, cuma sampai kelas 3 SMP enggak lulus," terang Ratnasari seraya menambahkan, dirinya ingin melanjutkan sekolah dan memiliki ijazah SMP. (adv)