TitikNOL - Perusahaan aplikasi asal China membuat aplikasi yang bisa mendeteksi apakah pengguna pernah melakukan perjalanan dengan penderita virus corona atau tidak. Aplikasi ini bakal memberikan informasi lewat tiket pesawat dan kereta pengguna. Ini adalah salah satu usaha yang dilakukan perusahaan-perusahaan China untuk membantu negara mereka melawan virus Corona yang mewabah di China.
Tak cuma membuat aplikasi, perusahaan raksasa seperti Baidu, Alibaba, dan Tencent pun mendonasikan uang dan keperluan medis lain ke daerah-daerah yang paling buruk terdampak. Baidu menyebut telah menggelontorkan 300 juta yuan untuk membantu menyelesaikan wabah ini. Dana itu akan digunakan untuk mendukung penemuan penyembuhan dari virus corona dan membantu menyebarkan informasi mengenai virus tersebut.
Sementara Alibaba menyiapkan dana bantuan sebesar 1 miliar yuan untuk membeli peralatan medis untuk rumah sakit Corona di Wuhan. Selain itu, Alibaba Health juga menyediakan layanan konsultasi kesehatan gratis, seperti dilaporkan Caixing Global.
Sementara Tencent mendonasikan 300 juta yuan untuk wilayah yang paling terdampak. Tencent juga membantu pemerintah dengan membuat peta berbasis WeChat. Peta ini akan menunjukkan rumah sakit rujukan bagi pasien yang diduga terinfeksi Corona.
Sementara Huawei membantu pembangunan fasilitas darurat rumah sakit Huoshenshan di barat Wuhan. Berikut sejumlah aplikasi yang dibuat perusahaan teknologi China untuk mengatasi wabah virus Corona di China.
1. Deteksi
jejak perjalanan Perusahaan internet China, Qihoo 360 meluncurkan aplikasi untuk mendeteksi apakah pengguna pernah satu kereta atau satu pesawat dengan pengidap virus corona saat pengguna sedang melakukan perjalanan.
Dengan memasukkan tanggal perjalanan mereka, bersama dengan nomor penerbangan atau kereta, pengguna dapat mengetahui apakah mereka bepergian dengan seseorang yang telah terinfeksi virus. Pengguna bisa mengakses situs NoSugarTech untuk mengecek tiket perjalanan mereka.
Platform ini juga menyarankan mereka yang bepergian dengan seseorang yang dikonfirmasi memiliki virus untuk dikarantina sendiri dan mencari bantuan medis jika mereka mengamati gejala seperti demam.
Dalam kerjasama ini, NoSugar Tech mengompilasi dan memverifikasi data publik secara manual dari sumber-sumber seperti stasiun televisi pemerintah China dan media pemerintah seperti People's Daily untuk dimasukan ke dalam platform.
Sementara kecerdasan buatan (AI) Qihoo 360 dan teknologi big data akan memastikan informasi tersebut diperbarui dan dapat diandalkan, seperti dilansir South China Morning Post.
2. Chatbot otomatis catat aduan
Teknologi chatbot AI Speech bisa melakukan panggilan otomatis dan mencatat aduan. Sistem panggilan robot AISpeech akan memungkinkan organisasi-organisasi ini menjangkau banyak orang untuk mencatat perjalanan yang baru-baru ini dilakukan dan mencatat tanggapan mereka.
AI juga memberikan rekomendasi untuk karantina atau informasi tentang situasi Virus Corona baru berdasarkan tanggapan orang. Layanan AISpeech mengatakan bahwa chatbot AI-nya akan gratis untuk pemerintah, lembaga medis dan amal.
3. Kecerdasan buatan untuk analisis virus
Baidu di sisi lain sedang membuat algoritma AI yang diklaim mampu menganalisis genom sekunder dari Virus Corona hanya dalam waktu 27 detik. AI tersebut gratis untuk lembaga pengujian gen, pusat pencegahan epidemi dan pusat penelitian ilmiah di seluruh dunia.
Berita ini telah tayang di cnnindonesia.com, dengan judul: Aplikasi China Deteksi Virus Corona di Pesawat dan Kereta