TitikNOL - Makin banyak remaja di AS yang kecanduan rokok elektronik (E-cigarettes). Hal itu membuat pakar kesehatan di sana resah. Rokok ini umumnya dipilih oleh para remaja dalam tahap belajar merokok, untuk mengikuti gaya perokok dewasa.
Konsumsi rokok tembakau di kalangan pelajar SMP dan SMA juga tidak berubah sejak 2011. Namun sejak periode tersebut, penggunaan rokok elektronik meningkat drastis, begitu laporan dari para petugas di Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Tidak turunnya jumlah konsumen rokok di kalangan muda itu memang mengkhawatirkan.
"Rokok elektronik kini hal yang biasa digunakan para remaja dan konsumsinya terus meningkat. Tak ada jenis rokok yang aman untuk remaja," ungkap direktur CDC, Dr Tom Frieden, di Daily Mail.
"Nikotin adalah zat yang adiktif dan konsumsi di masa muda akan berpengaruh pada kesehatan otak seumur hidup," katanya lagi.
Keprihatinan yang sama juga dikemukakan oleh Dr Corinne Graffunder, direktur CDC urusan rokok dan kesehatan. Menurutnya, satu dari empat pelajar di AS adalah prokok.
"Kami tahu bahwa 90 persen perokok dewasa sudah mencoba merokok sejak remaja. Kontrol konsumsi rokok yang ketat bisa mencegah generasi muda AS dari penyakit-penyakit yang berkaitan dengan rokok dan kematian muda," kata Graffunder.
Peningkatan pengguna rokok elektronik paling besar di kalangan pelajar SMP, yakni 5,3 persen pada 2015, naik dari 3,9 persen pada tahun sebelumnya. Secara umum, konsumsi rokok elektronik ini meningkat tajam di kalangan pelajar dari 1,5 persen pada 2011 menjadi 16 persen pada 2015.
Sumber: www.tabloidbintang.com