Jum`at, 22 November 2024

Mengenal Jaringan 5G yang Diluncurkan Hari Ini di Indonesia

Ilustrasi. (Dok: Klikdokter)
Ilustrasi. (Dok: Klikdokter)

TitikNOL - Jaringan 5G pertama akan digelar hari ini di Indonesia. Telkomsel akan melakukan uji laik operasi (ULO) untuk menyediakan layanan jaringan seluler generasi terbaru ini.

Sebelumnya, Telkomsel dan Smartfren telah memenangkan frekuensi tambahan di 2,3 GHz. Telkomsel diketahui mendapatkan alokasi Blok A dan C usai menjadi salah satu pemenang lelang Frekuensi Radio 2,3 GHz.

Sebagian jaringan ini menurut Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro akan digunakan untuk menggelar jaringan 5G jika memungkinkan. Sementara sisanya, digunakan untuk mengoptimalkan jaringan 4G.

Apakah jaringan 5G itu?

Jaringan 5Gmerupakan generasi kelima dari pengembangan jaringan telekomunikasi nirkabel GSM di dunia setelah 4G, 3G, 2G, dan 1G. Revolusi jaringan telekomunikasi ini terjadi sekitar 10 tahun sekali.

Tiap pembaruan teknologi jaringan seluler membawa sejumlah fitur baru. Misal, saat 1G diperkenalkan, pada 1980-an hanya bisa digunakan untuk panggilan telepon.

Lantas 2G diperkenalkan pada 1990-an, sehingga pengguna tak hanya bisa menelepon, tapi juga bisa mengirim pesan singkat (SMS).

Jaringan 3G muncul sekitar tahun 2000-an dan membawa revolusi baru dengan dikenalkannya layanan internet yang bisa diakses di telepon genggam. Tapi, kecepatannya hanya 8 Megabit per detik saja. Sangat lambat dibandingkan kecepatan internet yang kita nikmati hari ini.

Lantas muncul 4G tahun 2009, jaringan generasi keempat ini memboyong percepatan pengunduhan data hingga 10 kali lipat dari jaringan 3G.

Sementara jaringan 5G menawarkan kecepatan internet yang lebih gegas lagi dari 4G. Selain lebih cepat, respons perangkat dan penyedia jaringan pun lebih responsif (latensi rendah), seperti dikutip Wired.

Mengutip The Conversation, kapasitas jaringan 5G juga lebih besar, sehingga bisa digunakan untuk menampung pengguna yang lebih banyak. Imbasnya, berujung pada kecepatan akses internet pengguna.

Sebagai ilustrasi, hal ini dapat diibaratkan memperbesar jalan raya yang dilalui mobil. Jika jalanan kecil, mobil yang lewat banyak, tentu akan macet. Tapi jika jalanan di perlebar, tentu lalu lintas mobil akan lebih lancar.

Untuk mendapat kecepatan tinggi dan latensi rendah, terdapat sejumlah teknologi baru dari sisi penyedia jaringan yang harus diterapkan untuk menyediakan 5G.

Misal, perlu mengadopsi sistem Fixed-Wireless Access (FWA). FWA digelar dengan menyebarkan sejumlah BTS mini dengan jumlah banyak untuk mencakup wilayah tertentu. Sehingga, pengguna bisa memberikan akses internet stabil, menerus, serta lebih responsif.

Kesiapan Telkomsel gelar 5G

Telkomsel memanfaatkan spektrum frekuensi 2,3GHz untuk layanan 5G, yang didapatkan setelah melalui lelang pada awal tahun ini. Sebelumya, Telkomsel telah menjalani uji laik operasi (ULO) pada 19 hingga 20 Mei 2021.
Sehingga, jaringan 5G Telkomsel belum bisa dikomersialisasikan sebelum mengantongi izin komersial atau commercial operating permit.

Selain Telkomsel, operator lain yang berminat untuk menggelar layanan 5G adalah Indosat Ooredoo. Senior Vice President Corporate Communications Indosat Ooredoo Steve Saerang mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang berada dalam proses pengajuan ULO kepada Kominfo. Namun belum dijelaskan hasil uji coba yang telah dilakukan Indosat terhadap operasional layanan 5G.

Saat ini, Telkomsel telah menggelar lebih dari 231.000 BTS. Dari total BTS yang ada, 78 persen menggunakan teknologi 3G dan 4G. Sementara lisensi frekuensi yang dimiliki Telkomsel adalah 2,3 GHz dengan lebar pita 50 MHZ, frekuensi 2,1 GHz dengan lebar pita 15 MHz, frekuensi 1,8 GHz dengan lebar pita 22,5 MHz, dan frekuensi 800/900 MHz dengan lebar pita 15 MHz.

Tambahan spektrum frekuensi 2,3 GHz dengan total sebesar 20 MHz baru dapat mulai digunakan setelah dilakukan proses penataan ulang (refarming) dan keluarnya Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) dari Kemkominfo dalam waktu dekat. Sehingga, total Telkomsel total memiliki lebar pita 70 MHz di frekuensi 2,3 GHz.

Padahal menurut Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan layanan 5G baru akan optimal jika dialokasikan bandwidth sebesar 100MHz.

Oleh karena itu ia juga mengingatkan agar pemberian ULO nanti dilakukan dengan proses yang benar.
"Harus dipastikan 5G-nya nanti benar 5G, bukan 5G kaleng-kaleng agar masyarakat dapat layanan optimal," ujarnya.

Wilayah yang dapat 5G

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengungkapkan enam lokasi perdana di Indonesia yang bisa menikmati layanan5G. Enam wilayah yang dimaksud Johnny beberapa di antaranya ada di Jakarta.

"Lokasi di Jakarta antara lain perumahan Kelapa Gading, Pondok Indah, Pantai Indah Kapuk, Widya Chandra," kata Johnny kepada CNNIndonesia.com, Rabu (19/5).

Sementara wilayah di luar DKI Jakarta yang disebut bakal mendapat layanan 5G, yakni di Provinsi Banten antara lain Bumi Serpong Damai (BSD) dan Alam Sutera.

Johnny juga menyebut rencana Telkomsel dalam menyediakan layanan 5G di luar DKI Jakarta dan Banten. Yakni di Batam, Medan, Solo, Bandung, Surabaya, Makassar, Denpasar, dan Balikpapan."Dan akan menyusul di berbagai kota dan lokasi prioritas lainnya," ujarnya.

Disinggung soal spektrum frekuensi radio yang akan digunakan layanan5G, kata Johnny, hal itu diserahkan kepada masing-masing operator seluler. Johnny menyebut operator seluler dapat menggunakan pita frekuensi radio eksisting yang telah dimiliki, karena berlaku prinsip teknologi netral.

"Pita frekuensi radio yang direncanakan akan digunakan Telkomsel untuk teknologi 5G ini menggunakan pita frekuensi radio 2,3 GHz untuk data plane dan pita frekuensi radio 1800 MHz untuk control plane," ujar Johnny.

Berita ini telah tayang di cnn.indonesia.com, dengan judul: Mengenal 5G yang Bakal Digelar Perdana Hari Ini di RI

Komentar