TitikNOL - Selain ragam makanan khas, Semarang juga menghasilkan kopi bercita rasa unik yang terkenal dengan nama kopi Banaran. Kualitas dan kenikmatan kopi Banaran membuat hampir semua hasil dari komoditas ini diekspor ke Italia, Amerika Serikat, Jepang dan China.
Kopi Banaran merupakan kopi berjenis robusta yang dihasilkan dari perkebunan kopi yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara IX (Persero). Salah satunya terdapat di areal perkebunan kopi Kebun Getas Afdeling Assinan di Jalan Raya Semarang-Solo, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jalan raya ini memisahkan dua areal perkebunan Getas yang sudah berdiri sejak 1911.
Posisi Kebun Getas berada pada rentang ketinggian 480-600 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan suhu udara berkisar 23-27 derajat celcius. Ketinggian dan suhu udara yang ideal ini menghasilkan biji kopi robusta yang berkualitas tinggi dan diincar dunia.
"Pengirimannya mayoritas ke Italia dan Amerika, hanya disisakan beberapa saja untuk produksi di sini sebagai oleh-oleh," kata pemandu wisata Mardiono saat menemani CNNIndonesia.com beserta rombongan Jelajah Gizi Nutricia mengelilingi Kampoeng Kopi Banaran, beberapa waktu lalu.
Mardiono menjelaskan rata-rata pohon kopi yang rindang di lahan seluas 400 hektare itu sudah berusia lebih dari 60 tahun. Setiap pohon kopi selalu dipantau dan dirawat demi menjaga kualitas biji robusta. Batang pohon baru diganti jika mati dan tak bisa lagi menghasilkan biji kopi.
Perawatan dimulai dari pemberian pupuk kandang usai masa panen. Tiga bulan kemudian, pohon kopi diberikan pupuk urea dengan takaran tertentu. Tiga bulan selanjutnya, dilakukan pembasmian hama dengan penyemprotan. Tiga bulan berikutnya, kopi Banaran siap dipanen. Proses panen biasanya dilakukan oleh masyarakat sekitar yang umumnya kaum Hawa.
"Biasanya panen satu tahun sekali di bulan Agustus. Biasanya perempuan karena lebih telaten dan teliti," ujar Mardiono.
Usai panen, biji kopi langsung dibawa ke Pabrik Kopi Banaran yang terletak di Desa Gemawang, Jambu, Kabupaten Semarang. Pabrik kopi ini dahulunya teletak di sebuah dusun bernama Banaran. Inilah asal mula nama kopi Banaran tercetus.
Di Pabrik Kopi Banaran, biji kopi dari pekebunan diolah dan dikemas lalu diekspor ke mancanegara. Tahun lalu, PT PN IX menargetkan dapat menghasilkan lebih dari 2.000 ton biji kopi basah.
Kopi robusta Banaran ini terkenal karena rasa asam dan pahit yang khas beraroma moka. Kopi Banaran ini bahkan mendapat julukan Java Mocha.
Berita ini telah tayang di cnnindonesia, dengan judul: Kopi Banaran, Khas Semarang yang Melanglang Buana ke Italia