TitikNOL - Seorang insinyur perakit kecerdasan buatan telah menyerah dalam usahanya mencari pendamping hidup dan menikahi robot yang ia rakit sendiri.
Zheng Jiajia memutuskan untuk menciptakan robot setelah gagal mencari pendamping. Hal ini diterangkan oleh sahabat Zheng kepada Qianjiang Evening News.
Zheng juga lelah dengan rengekan dari keluarganya yang menyuruhnya untuk segera menikah. Tahun lalu, ia memutuskan untuk merakit sebuah robot yang ia beri nama Yingying.
Setelah dua bulan “berkencan,” ia menggelar pesta pernikahan di akhir pekan di sebelah timur kota Hangzhou, yang dihadiri oleh ibu dan teman-teman terdekatnya.
Walau pernikahan ini secara resmi tidak diakui oleh negara, pesta pernikahan Zhen dan kekasih robotnya benar-benar mengikuti prosesi tipikal pernikahan adat Tiongkok. Wajah Yingying ditutup dengan kain merah.
Tiongkok memiliki kesenjangan jenis kelamin terburuk dunia. Penyebab ini karena adanya kebiasaan aborsi pada bayi berjenis kelamin tertentu. Aborsi ini menyangkut kebijaksanaan negara yang mengharuskan pasangan hanya memiliki 1 orang anak. Sementara, puluhan tahun sebelumnya, negara mengkontrol dengan berapa banyak anak yang bisa dimiliki dalam 1 keluarga.
Menurut angka resmi yang dikeluarkan oleh World Economic Forum, rasio yang ada kini 113,5 pria untuk setiap 100 wanita di Tiongkok. Kesenjangan gender ditambah dengan perubahan pandangan mengenai pernikahan di antara negara kelas menengah memang membuat pria tidak menemukan istri.
Untuk sekarang ini robot Yingying hanya dapat membaca karakter mandarin dan gambar-gambar tertentu dan berbicara beberapa kata saja.
Namun, pria yang sebelumnya bekerja di perusahan telepon cerdas Huawei ini berencana untuk memperbaiki pengantin wanitanya. Ia akan membuat Yingying dapat berjalan dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Kemana-mana Zheng pun harus menggendong robot Yingying yang memiliki berat 30 kilogram kemana-mana.
Reaksi di Tiongkok mengenai perkawinan beragam. Warga media sosial kebanyakan mengolok-olok Zhen, sedangkan yang lainnya hanya menganggap itu sebagai aksi publisitas saja.
“Kamu tidak lagi diremehkan oleh mertua atau ditekan untuk membeli rumah. Kamu bisa menghemat uang dan tenaga,” bela seorang pengguna WeChat, jejaring sosial populer di Tiongkok.
Kisah robot menggantikan manusia adalah hal yang biasa di Tiongkok. Biasanya robot menggantikan para pramusaji. Namun, mesin seperti ini jarang bisa memuaskan.
Berita ini telah tayang di Cnnindonesia.com, Kamis 6 April 2017 dengan judul Pria Tiongkok Nikahi Robot Ciptaannya Sendiri