Sabtu, 26 Oktober 2024

ISIS di Indonesia Mirip Al-Qaeda

Kepala Badan Nasional Penanganan Terorisme (BNPT), Irjen Pol Tito Karnavian. (Dok:net)
Kepala Badan Nasional Penanganan Terorisme (BNPT), Irjen Pol Tito Karnavian. (Dok:net)

JAKARTA, TitikNOL -  Kepala Badan Nasional Penanganan Terorisme (BNPT) Irjen Pol Tito Karnavian menjelaskan, kelompok ISIS yang ada di Indonesia mirip dengan kelompok al-Qaeda. Kelompok ini memiliki jaringan bukan hanya di tingkat lokal Syiria atau Irak saja. Namun, target mereka merupakan membentuk negara bentuk khilafah. 

"Kekhalifahan mereka versi dunia ini dipimpin oleh ISIS, ini ada yang menyambut, mendukung ISIS ini terutama yang kelompok-kelompok ideologinya sama radikal. Nah di Indonesia kelompok radikal ini ada yang mendukung ISIS, kita semua sudah tahu," ujar Tito di Mabes Polri, Jakarta, Senin (21/3/2016).

Tito melanjutkan, mereka yang beragama Islam, mengambil keuntungan dari perubahan situasi global dengan munculnya kelompok-kelompok jaringan ISIS yang bersifat global tersebut.

"Maka mereka memanfaatkan jaringan itu untuk kepentingan mereka, baik dalam rangka untuk separatisme mereka, kemerdekaan atau otonomi. Yang kedua untuk membentuk kekhalifahan global. Tapi saya kira yang utama itu yang nomor satu," tuturnya.

Tito menambahkan,  mereka ini melihat bahwa jaringan ISIS di Indonesia merupakan jaringan terkuat dibandingkan jaringan-jaringan lain di Asia Tenggara. Sehingga tidak heran, jika tokoh-tokoh ISIS yang ada dapat berkomunikasi, berinteraksi yang menjadikan jaringan global.

"Mereka bisa menggerakan jaringan mereka di negara masing-masing untuk berkoneksi juga, itulah yang mengakibatkan kelompok-kelompok Uighur yang dianggaplah kaum separatis di China, mereka memanfaatkan jaringan di Indonesia untuk bersembunyi, berlatih, maupun tempat berjihad," ucapnya.

Tito menambahkan, sejauh ini pihaknya sudah melakukan penangkapan dan sudah ada empat atau lima teroris. Empat orang sudah divonis tahun 2014 lalu. Dua orang di Bekasi, tertembak di Poso beberapa waktu lalu. (Oct/red)

Komentar