TitikNOL - Pertengahan Agusutus 2014, Barcelona meradang karena banding terhadap sanksi larangan transfer ditolak FIFA.
Di kubu berseberangan loyalis Real Madrid yang baru saja berpesta La Decima mungkin terkekeh karena menyaksikan rival mereka tak bisa menambah kekuatan setidaknya hingga musim dingin 2016. Tetapi di ujung cerita tawa terakhir ternyata milik Azulgrana.
Tim Catalan sukses besar dengan menyambar tiga gelar dalam satu musim. Kita sebutkan saja, Copa del Rey, La Liga Spanyol dan Liga Champions semua berhasil diamankan. Bahkan sebelum 2015 ditutup gelar pamungkas Piala Dunia Antarklub mereka persembahkan untuk fans. Sebelumnya? Barcelona tetap berjaya di El Clasico dengan meraih kemenangan 4-0 di Santiago Bernabeu yang diyakini sebagai titik awal pemecatan Rafael Benitez..
Januari 2016, tawa loyalis Barcelona makin keras terdengar karena FIFA baru saja menjatuhkan sanksi larangan transfer di dua bursa mulai musim panas mendatang pada El Real dan Atletico Madrid.
Manajemen Los Blancos langsung bereaksi, mereka menepis tudingan telah melakukan pelanggaran serupa dengan Blaugrana dan langsung melakukan banding. Masih kita nantikan hasilnya tetapi langkah sama pernah dilakukan Azulgrana dengan hasil nihil.
Apa berikutnya untuk Real Madrid? Gagalnya banding bisa diantisipasi dengan melakukan transfer yang benar-benar diperlukan pada musim dingin ini. Sejumlah nama dihubungkan dengan raksasa ibu kota Spanyol.
Tetapi lebih dalam lagi (apalagi merujuk ke kesuksesan Barcelona), bukan mustahil embargo transfer bisa berbuah positif karena semakin memuluskan integrasi pelatih anyar Zinedine Zidane dengan tim.
Sudah jadi rahasia umum Florentino Perez adalah sosok yang paling gemar memanjakan tim dengan menghadirkan pemain bintang ke ibu kota Spanyol. Tetapi terkadang kebijakan sang presiden seperti peribahasa 'sayang tetapi tidak bijaksana'. Bintang demi bintang terus didatangkan demi mewujudkan tim impian sejagat namun tidak jarang malah membahayakan keseimbangan tim. Dengan embargo transfer yang dijatuhkan hobi sang presiden mau tidak mau harus ditahan setidaknya hingga musim panas 2017.
Dampak apa yang bisa muncul dari situasi di atas? Upaya menciptakan sebuah tim stabil di bawah komando Zidane bisa dengan mulus berjalan. Mengapa tidak? Bahkan tanpa tambahan pemain, Zidane punya semua modal untuk menghadirkan pesta juara di Bernabeu karena berbicara kualitas individu, Real Madrid punya stok brilian di semua lini.
Embargo transfer juga bisa menghapus kegundahan pahlawan nomor satu El Real musim ini; Keylor Navas. Begitu juga dengan rumor kepergian Cristiano Ronaldo ke PSG atau duo Manchester yang bisa dikubur dalam-dalam plus gosip kencang lainnya yang melibatkan nama top seperti Toni Kroos, Isco hingga Karim Benzema.
Skuat El Real yang menemukan gairah lagi setelah dipecatnya Rafael Benitez bisa lebih fokus pada sepakbola ketimbang mengurusi rumor tidak penting yang datang dari luar lingkaran Bernabeu. Real Madrid yang fokus adalah dambaan semua pemuja Los Vikingos apalagi sekarang mereka diasuh oleh legenda yang mendapat respek dari semua lapisan klub.
Berbicara kebutuhan skuat untuk sekarang dan di masa depan sektor bek kiri yang paling mendapat sorotan. Menggeser Marcelo di skuat utama memang masuk kategori mustahil tetapi bintang Brasil bukan robot yang bisa dimainkan setiap saat. Sayangnya stok pelapis di area ini tidak memadai.
Zidane harus bekerja cepat mengantisipasi kebutuhan ini di bursa transfer. Salah satu nama yang masuk dalam daftar pemain incaran adalah Alberto Moreno yang sekarang bermain untuk Liverpool.
Stok pemain yang sedang dipinjamkan bisa jadi opsi untuk menambah ketebalan tim di masa depan. Lucas Silva, Fabio Coentrao, Marco Asensio dan Jesus Vallejo memang bukan nama yang bakal membuat fans El Real terbuai dengan mimpi indah tetapi mereka bukan pilihan buruk di tengah-tengah panjangnya kompetisi.
Jika menengok ke stok youngster yang dimiliki, jangan lupakan satu faktor; Zinedine Zidane adalah pengasuh La Fabrica selama ini. Pelatih kepala anyar El Real dipastikan tahu persis siapa saja yang pantas mendapat promosi ke skuat utama.
Keberanian menurunkan pemain muda sarat potensi jelas diperlukan apalagi keberanian ini sudah lama menghilang dari Real Madrid. Kebijakan ini wajib dilakukan karena sudah banyak contoh di sejarah panjang sepakbola yang menjadi bukti metode ini berhasil menjaga keberlangsungan bahkan kesuksesan klub. Lahirnya pahlawan lokal adalah nilai tambah bagi klub manapun di dunia. Tidakkah Madrid rindu sosok seperti Raul Gonzalez?
Real Madrid sekarang dipanjang sebagai sebuah klub bertabur bintang tetapi sayangnya mereka bukan tim bintang. Banyak tim berlabel bintang meski hanya diperkuat oleh pemain 'rata-rata'.
Untuk tim sekelas Los Merengues?Tidak ada alasan mereka tidak sanggup menciptakan tim bintang dengan pemain top dunia seperti yang dilakukan Barcelona. Embargo transfer mungkin jadi salah satu jalan menuju ke sana, bagai pil pahit yang harus ditelan untuk membuat El Real perkasa lagi.
Sumber: goal.com