SERANG- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Berbagai langkah dilakukan, mulai dari pemantauan dini, edukasi kebencanaan bagi pelaku wisata, hingga koordinasi lintas daerah.
Kepala BPBD Banten Lutfi Mujahidin mengatakan persiapan teknis telah dilakukan sejak jauh hari. Sistem peringatan dini telah dipasang di sejumlah titik. Selain itu, BPBD intens melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku wisata menjelang puncak musim berlibur.
“Sejak lama juga sudah sosialisasi ke masyarakat terutama sudah mendekati akhir tahun, biasa musim pariwisata. Di situ menghindari berita hoaks dan kekhawatiran masyarakat berwisata ke Banten, kita akan melakukan edukasi ke balawisata namanya, di Serang, Tangerang, Cilegon,” kata Lutfi.
Delapan lokasi yang dimaksud tersebar di Serang, Tangerang, Cilegon, Anyer, dan sejumlah kawasan wisata lainnya. Titik-titik tersebut merupakan pusat aktivitas wisata yang perlu diperkuat dari sisi kesiapsiagaan.
“Intinya kita melatih pelaku pariwisata di situ bagaimana menolong korban, bagaimana cara komunikasi dengan kita, sehingga ketika terjadi bencana pelaku wisata tidak panik dan tahu apa yang harus dilakukan,” ujarnya.
Ia menambahkan, edukasi tidak hanya dilakukan di kawasan pantai. Di Tangerang misalnya, BPBD menyasar lokasi wisata air waduk, hingga situ.
Untuk mendukung mitigasi Nataru, BPBD Provinsi Banten menyiagakan 143 personel. Jumlah tersebut akan diperkuat personel tambahan dari BPBD kabupaten/kota yang memiliki pos siaga masing-masing.
BPBD turut menyiapkan peralatan standar penanganan bencana, seperti chainsaw, pemecah batu, hingga alat pemotong tembok cor.
“
Menurut Lutfi, kolaborasi dengan pemerintah daerah menjadi kunci efektivitas penanganan bencana selama libur panjang. Ia menyebut kapasitas BPBD provinsi tidak cukup untuk mengatasi seluruh potensi kejadian di lapangan.
“Sifatnya kan kita kolaborasi dengan kabupaten/kota. Kalau hanya mengandalkan provinsi tidak akan cukup dari sisi personelnya juga tidak akan cukup, dari sisi logistik juga terbatas. Makanya kita kolaborasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, pada hari-hari libur BPBD tidak hanya menempatkan personel di titik wisata, tetapi juga tetap siaga di posko dan mengandalkan informasi lapangan dari jejaring relawan.
“Kalau hari libur gini kita standby-nya hanya di posko. Cuma kita ada link dengan relawan-relawan itu, jadi info itu dari relawan. Selama ini kita rekrut relawan semua karena hanya mereka yang ada di garis terdepan dalam segala hal, baik di bencana, pariwisata maupun perekonomian,” ucapnya.
(Adv)