SERANG, TitikNOL - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya peningkatan perubahan tren belanja masyarakat untuk kelompok komoditi termasuk pemicu inflasi yang menyebabkan penurunan daya beli, Senin (20/01/2025).
Ketua Tim Statistik Distribusi Harga BPS Provinsi Banten, Bambang Wijanarko, dalam rapat tim pengendalian inflasindaerah (TPID) menjelaskan tren tersebut telah memicu deflasi sebanyak lima kali pada 2024, bahkan tiga diantaranya terjadi berturut-turut.
"Sepanjang 2024 terjadi lima kali deflasi dengan tiga kali berturut turut. Ini fenomena yang jarang terjadi deflasi yang begitu banyak dalam 12 kali pengamatan BPS yang menandakan menurunnya daya beli," ujarnya.
Deflasi komoditi kemudian memicu inflasi pada sektor kelompok pakaian hingga alas kaki, serta restoran sampai peralatan pribadi.
"Tidak sebanding dengan yang dialami oleh komoditi," ucapnya
Penjabat (PJ) Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Nana Supiana, mengatakan penurunan daya beli masyarakat menurun karena adanya diversifikasi pola makan.
"Tapi inflasi juga bisa jadi ada komoditas yang polanya, tadinya pola makannya, konsumsinya ke bahan-bahan pokok, yang konsumsi makan sehari-hari bergeser ke konsumsi yang ke faktur pakaian, sepatu," tuturnya.
Kendati demikian menurut Nana, pemprov Banten telah melaksanakan pola menjaga keseimbangan inflasi dan deflasi dengan baik di awal 2025.
"Jadi kita memiliki kunci kesetimbangan aja, antara dua kutub itu, kutub depilasi dan kutub inflasi" pungkasnya. (RZ/TN)