SERANG, TitikNOL - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang mencatat kasus kekerasan pada anak dan perempuan meningkat di tahun ini.
DP3AKB menegaskan komitmennya memperkuat upaya penanganan dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak sepanjang 2025.
Kepala DP3AKB Kota Serang, Anthon Gunawan mengatakan total 123 pengaduan layanan perlindungan yang diterima, sebanyak 65 di antaranya merupakan kasus kekerasan. Dan angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 60 kasus.
Meski meningkat, justru kenaikan angka tersebut menunjukkan semakin tingginya keberanian masyarakat dalam melaporkan para pelaku ke pihak kepolisian.
“Kita bersyukur ketika angkanya naik, artinya semakin banyak yang berani melapor. Tahun lalu ada 60, sekarang 65. Dengan keberanian masyarakat, itu sudah kemajuan,” kata Anthon, Kamis (27/11/2025).
Anthon menjelaskan kekerasan yang diterima diantaranya kekerasan fisik, seksual, dan psikologis, dengan korban anak sebagai kelompok terbanyak. Kecamatan Serang menjadi wilayah dengan jumlah laporan tertinggi.
“Jumlah penduduknya paling besar, sehingga potensi kasusnya juga lebih tinggi,” jelas Anthon.
DP3AKB juga terus meningkatkan edukasi langsung ke lingkungan masyarakat hingga dunia pendidikan yang dinilai paling rentan, untuk mengantisipasi terjadi kasus serupa.
Dan sekitar 60 sekolah telah mendapat sosialisasi, mulai dari SMP negeri, swasta, hingga pesantren.
“Karena banyak kasus terjadi pada anak, kami fokus masuk ke sekolah. Semua sekolah kami sasar, baik negeri, swasta, maupun ponpes,” lanjutnya.
Selain memperluas edukasi, penguatan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) juga menjadi langkah penting. PATBM kini hadir di seluruh kelurahan.
“PATBM itu sudah ada di tiap kelurahan, tapi memang belum semua masyarakat mengetahui. Kalau laporan masuk ke 112 biasanya cepat ditangani. Sementara ke PATBM belum maksimal,” pungkasnya.