SERANG, TitikNOL - Gubernur Banten Wahidin Halim, mengaku marah dengan perilaku dari aktor pemotongan dana hibah Pondok Pesantren (Ponpes). Sebab, niat baiknya dalam memberikan perhatian terhadap lembaga yang tulus mendidik moral generasi Banten, malah dimanfaatkan untuk kepentingan oknum.
Kegeraman orang nomor satu di Banten itu memuncak, dengan menyebutkan pemotong dana Ponpes merupakan keturunan Fir’aun. Diketahui, bahwa Fir’aun merupakan gelar raja pada zaman Mesir kuno yang tersohor dengan kekejamannya dan pernah mengaku Tuhan karena kuat.
“Ini keturunan Fir’aun atau apa ini, susah bilanginnya. Saya marah duit buat Kiyai diambil. Coba bayangin, susah kita ngasih sedekah ke Kiyai ini malah dipotong, diambil,” katanya saat ditemui di DPRD Banten, Selasa (20/4/2021).
Tidak sampai di situ, pria yang kerap disapa WH itu menyebutkan perilaku oknum pemotongan dana telah ada sejak zaman penjajahan Belanda di Banten. Padahal, gaji Tenaga Kerja Sukarela (TKS), tunjangan kinerja (Tukin) Aparatur Sipil Negara (ASN) telah ditambah, tapi heran masih ada pemotongan dan hibah.
“Ini orang orang menurut saya sejak zaman Belanda udah korupsi, mereka-mereka TKS itu udah saya naikin gajinya, pimpinan juga Kepala OPD saya tambah Tukin. Mereka juga sudah gajinya standar bagus, tapi memang udah bawaan dari dulu,” ungkapnya.
Menurut gubernur, dana hibah Ponpes ini hanya dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu dan tidak masuk pada kategori dana bancakan. Pihaknya meminta pelaku pemotongan harus diburu dan di proses secara hukum.
“Kalau saya lihat indikasi yang ada nggak. Belum nampak itu karena kepentingan kepentingan oknum aja, oknum yang berkeliaran ini lagi kita dalami. Tapi saya tidak buru buru menyimpulkan ke arah sana karena tidak ada tanda tanda ke sana,” ungkapnya. (Son/TN1)