CILEGON, TitikNOL – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Taufiequrachman Ruki, menyebut ada agenda setting besar, dalam kasus warteg Saeni, yang saat ini tengah ramai diperbincangkan.
Dirinya menegaskan, jika kasus Saeni disetting dan dipolitisasi oleh orang-orang tertentu, dengan tujuan untuk memecah kerukunan umat beragama di Provinsi Banten. Namun Ruki tidak menyebut siapa pihak tersebut.
"Kasus ibu Saeni itu setingan dan dipolitisasi oleh orang tertentu, dengan tujuan untuk memecah kerukunan di Banten. Sehingga muncul citra Banten yang terkenal islami jadi terkesan tidak toleran," ungkap Ruki kepada awak media, saat menghadiri acara silahturahmi Payuguban Warga Banten, di Kota Cilegon, Jum'at (17/6/2016) malam.
Menurut Ruki, Banten justru terkenal dengan masyarakat yang toleran. Buktinya, di beberapa lokasi di Banten termasuk di Kota Serang, ada masjid dan gereja yang lokasinya berdampingan.
"Banten itu tidak toleran bagaimana? masjid dan gereja saja berdampingan di mana-mana. Itu membuktikan bahwa Banten toleran,” jelasnya.
Disinggung perihal ramainya isu pencabutan Perda Pekat di Kota Serang, Ruki menegaskan jika dirinya menolak keras. Namun demikian dirinya meminta, agar petugas Satpol PP, selaku pihak yang menjalankan Perda, harus bias menjalankan Perda sesuai dengan prosedur yang benar dan tidak menggunakan kekerasan.
“Dalam penegakan Perda harus dilakukan dengan santun dan tidak perlu kasar,” pungkasnya. (Ardi/raf)