Pemerhati Pendidikan: Sekolah Jangan Jadi Penghambat Anak Difabel Untuk Mendapatkan Pendidikan

Ilustrasi. (Dok: Zonasultra)
Ilustrasi. (Dok: Zonasultra)

SERANG, TitikNOL - Rofi Fhirdan Ilhamda (16) Warga Kampung Bedeng, Kelurahan Muara Ciujung Barat, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, yang ditolak SMK PGRI Rangkasbitung lantaran keterbatasan fisik, membuat sejumlah pihak angkat bicara.

Salah satunya, Akademisi dan Pemerhati Pendidikan Untirta Arip Senjaya. Menanggapi hal tersebut Arip mengatakan, sekolah berkebutuhan khusus itu hanya untuk orang yang mengalami gangguan mental bukan pada kekurangan tubuh.

"SLB itu untuk gangguan mental bukan pada tubuh, tapi begini menurut saya Itu SMK melarang pendaftar karena kekurangan tubuh artinya masih mendefinisikan kejuruan tidak sebagai konsep," kata Arip, Rabu (4/7/2018).

Harusnya sekolah mengajarkan konsep, kata Arip, dimana konsep kejuaran juga merupakan tanggung jawab SMK. Pasalnya, ada beberapa konsep yang tidak menghendaki tubuh tapi pemahaman bisa diberikan.

"Seperti listrik, umum dan lainnya konsep ini kan tidak menghendaki tubuh, mestinya digagas SMK itu simulasi siswa dalam pemahaman bukan keterampilan kalau pemahaman ruang lingkupnya bisa sekolah, termasuk perempuan," ungkapnya.

Baca juga: Anak Difabel Ditolak Bersekolah, Ini Kometar Gubernur Banten

Arip mencotohkan, salah satu pengusaha knalpot kendaraan roda dua di Bandung, seorang dengan keterbatasan fisik tidak memiliki tangan. Karena dia diberikan pelajaran konsep bisa menjadi pengusaha sukses.

"Ada pengusaha knalpot asal Bandung, dia lulusan STM, sekarang jadi pengusaha, nah ini tentu konsep SMK yang seharusnya dimana siapapun punya kesempatan, ada orang jago kaligrafi menggunakan kaki," lanjutnya.

Menurutnya, ada pemahaman yang salah pada kejuruan, kejuruan dianggap melihat keterampilan fisik bukan keterampilan pemahaman."Secara etis itu tidak diterima, Karena kan sebenernya difabel punya kemampuan juga ada orang bisa kaligrafi pake kaki, keterampilan bisa dengan kaki. Justru konsep sebenernya bukan menghambat, harus membuka peluang sebesar besarnya," tegasnya. (Gat/TN2)

Komentar