Minggu, 6 Oktober 2024

Pemkot Anggarkan Rp100 Juta Untuk Satu Konsultan FS PIR

Kepala Dinas Perdagangan Industri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Serang Yoyo Wicahyono. (Foto: TitikNOL)
Kepala Dinas Perdagangan Industri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Serang Yoyo Wicahyono. (Foto: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL - Pemerintah Kota (Pemkot) Serang anggarkan Rp100 juta untuk membayar jasa konsultan Fisabllity Studi (FS) atau studi kelayakan Pasar Induk Rau (PIR) pada tahun 2019.

Kepala Dinas Perdagangan Industri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Serang Yoyo Wicahyono mengatakan, studi kelayakan dilakukan untuk mengkaji kelayakan dari bangunan PIR. Mengingat, pertumbuhan Kota Serang semakin pesat, sedangkan tingkat kesemrautan masih terjadi di PIR.

"Kami mencoba ke depan mau seperti apa penataan Pasar di Kota Serang ini. Jadi kalau melihat kondisi PIR dengan kepadatan yang ada, tingkat kemacetan yang ada, tingkat pertumbuhan Kota semakin pesat, tidak mungkin kendaraan besar itu bisa masuk ke pasar," katanya saat ditemui di ruangan kerjanya, Rabu, (27/11/2019).

Menurutnya, dalam menguji kelayakan, pihaknya telah bekerjasama dengan satu konsultan dari akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain itu, keputusan hasil FS akan selesai pada tanggal 10 Desember 2019.

"Jumlah konsultan untuk FS hanya satu, anggarannya dari perubahan Rp100 Juta. Paling lambat akhir tahun tanggal 10 Desember. Jadi masih ada 14 hari untuk menyempurnakan catatan," ujarnya.

Jika hasinya tidak layak, kata Yoyo, maka pihaknya akan merevilitasi pasar. Sejauh ini ada tiga lokasi yang menjadi alternatif seperti tanah bengkok di Teritih, pasar Kalodran dan pasar Lebakwangi. Yang pasti ukuran luasnya minimal satu hektare.

Namun, ada beberapa catatan yang harus dikaji dalam proses revilitasi pasar. Yang jarus diperhatikan diantaranya aspek finansial, amdal lalulintas dan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pasar.

"Kondisi sekarang di Kota Serang yang paling mendesak kan kemacetan. Jadi mungkin kami akan pecah nanti Pasar Induk yang berkaitan dengan grosir mungkin karena masih ada beberapa catatan dari konsultan FS. Kalau fs layak, semua pedagang di Cangkring naik ke atas. Kalau di sepakati pindah ke tiga tempat alternatif," terangnya.

Ia menyebutkan, bahwa tantang besar membentuk pasar adalah meramaikan pengunjung dan menstabilkan harga sesuai dengan pasaran. Namun yang pasti, hal ini dilakukan sebagai upaya penataan wajah ibu Kota agar tidak semrawut.

"Kami punya pengalaman ternyata membangun pasar baru itu susah, tertatih-tatih. Sehingga kemungkinan ada di Teritih, pasar Kalodran dan Lebakwangi," tukasnya. (Son/TN1)

Komentar