CILEGON, TitikNOL - Ketua DPRD Kota Cilegon Isro Miraj, melakukan sidak ke Pasar Tradisonal Kranggot, Kecamatan Jombang. Politisi Golkar itu banyak menemukan persoalan baru yang dialami pedagang, sejak Pemkot Cilegon melakukan penataan pasar.
"Saya tidak menyalahkan program Pemkot, tapi kondisi pedagang juga harus diperhatikan. Ini menyangkut kehidupan masyarakat yang tadinya punya mata pencaharian, jangan sampai ada persoalan baru dan ada yang teraniaya dalam penataan pasar ini," ungkap Isro kepada wartawan, Jumat (26/4/2021).
Isro mengaku mendukung dan siap bersinergi dengan Pemkot Cilegon dalam penataan Pasar Kranggot. Tapi, jeritan para pedagang yang direlokasi harus dikedepankan, jangan sampai ada persoalan baru.
"Sinergi, tapi dalam arti mengedepankan ketika itu jeritan masyarakat. Apalagi ini menghadapi puasa dengan kebutuhan yang sangat tinggi, jangan sampai mereka (pedagang) kehilangan mata pencaharian," ungkapnya.
"Saya juga dengar ada pedagang yang sakit, karena tidak ada mata pencaharian, jadi kepikiran. Terus pedagang juga ada yang tidak berjualan karena sepi pembeli. Jadi saya yang dipilih sama rakyat ini merasa berdosa juga kalau begini," sambungnya.
Tidak hanya itu, Isro juga menyayangkan banyaknya kendaraan roda empat dan roda dua yang parkir di sepanjang jalan Pasar Kranggot yang terkesan dibiarkan. Sedangkan, pedagang dilarang berjualan lokasi tersebut.
"Percuma pedagang dibersihin kalau masih banyak mobil dan motor berjejer parkir di badan jalan, tetap aja sempit, macet," imbuhnya.
Terkait adanya persoalan baru yang ditemukan di lapangan itu, Isro mengaku akan menemui Wali Kota Cilegon Helldy Agustian untuk mencari solusi supaya tidak ada yang tersakiti dalam penataan pedagang di Pasar Kranggot.
"Pak wali nanti akan saya ajak ngobrol, bagaimana solusinya supaya tidak ada yang tersakiti pedagang ini. Walaupun memang saya mengerti, kebijakan itu ada yang memang dirugikan dan ada yang diuntungkan, tapi manfaatnya lebih besar mana dari pada mudhorotnya kan gitu, " jelasnya.
"Kalau dilihat sekarang memang terlihat bersih rapih atau tidak acak acakan, tapi pedagang itu ditempatkan di tempat yang lebih layak supaya mata pencahariannya engga hilang," tukasnya. (Ardi/TN1).