Selasa, 9 Desember 2025

Siap Hadapi Nataru, BPBD Provinsi Banten Edukasi Pelaku Wisata dan Siapkan Personel

Serang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Langkah antisipasi dilakukan mulai dari pemantauan dini, edukasi kebencanaan bagi pelaku wisata, hingga koordinasi lintas daerah.

Kepala BPBD Banten, Lutfi Mujahidin mengatakan, persiapan teknis telah dilakukan sejak jauh hari. Sistem peringatan dini juga telah dipasang di sejumlah titik. Selain itu, BPBD intens melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku wisata menjelang puncak musim libur.

“Sejak lama juga sudah sosialisasi ke masyarakat, terutama mendekati akhir tahun yang biasanya musim pariwisata. Tujuannya untuk menghindari berita hoaks dan kekhawatiran masyarakat berwisata ke Banten. Kita akan melakukan edukasi ke balawisata namanya, di Serang, Tangerang, Cilegon,” kata Lutfi usai apel Kesiapsiagaan BPBD Banten dalam menghadapi Naratu 2025-2026, Senin (8/12/2025).

Delapan lokasi yang dimaksud tersebar di Serang, Tangerang, Cilegon, Anyer, dan kawasan wisata lainnya. Titik-titik tersebut merupakan pusat aktivitas wisata yang perlu diperkuat dari sisi kesiapsiagaan.

“Intinya kita melatih pelaku pariwisata di situ mengenai bagaimana menolong korban, bagaimana cara komunikasi dengan kita, sehingga ketika terjadi bencana pelaku wisata tidak panik dan tahu apa yang harus dilakukan,” ujarnya.

Ia menambahkan, edukasi tidak hanya dilakukan di kawasan pantai. Di Tangerang misalnya, BPBD menyasar lokasi wisata air waduk dan situ.

Untuk mendukung mitigasi Nataru, BPBD Provinsi Banten menyiagakan 143 personel. Jumlah tersebut akan diperkuat personel tambahan dari BPBD kabupaten/kota yang memiliki pos siaga masing-masing.

BPBD turut menyiapkan peralatan standar penanganan bencana, seperti chainsaw, pemecah batu, hingga alat pemotong tembok cor.

Menurut Lutfi, kolaborasi dengan pemerintah daerah menjadi kunci efektivitas penanganan bencana selama libur panjang. Ia menyebut kapasitas BPBD provinsi tidak cukup untuk mengatasi seluruh potensi kejadian di lapangan.

“Sifatnya kita kolaborasi dengan kabupaten/kota. Kalau hanya mengandalkan provinsi tidak akan cukup dari sisi personel dan logistik. Makanya kita kolaborasi,” ujarnya.

Ia menambahkan, pada hari libur BPBD tidak hanya menempatkan personel di titik wisata, tetapi juga tetap siaga di posko dan mengandalkan informasi lapangan dari jejaring relawan.

“Kalau hari libur kita standby-nya hanya di posko. Cuma kita punya link dengan para relawan, jadi informasi datang dari mereka. Selama ini kita rekrut relawan semua karena hanya mereka yang berada di garis terdepan dalam segala hal, baik bencana, pariwisata maupun perekonomian,” ucapnya.

(ADV)
Komentar
Tag Terkait