Serang - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau Disnakertrans Provinsi Banten, Septo Kalnadi, mengungkap tantangan dunia kerja di masa depan yang perlu dipersiapkan generasi muda, khususnya generasi Z.
Septo mengatakan bahwa ada tiga faktor global yang akan menggeser lanskap dunia kerja yaitu AI & Digitalisation Disruption, Green Transition & Sustainability, serta Demographic & Care Economy Shift.
“Untuk itu, generasi muda terutama Gen Z harus mempersiapkan diri dengan keterampilan yang relevan dalam menghadapi itu,” kata Septo Kalnadi, Rabu, 3 September 2025.
Dari perubahan lanskap tersebut, jelas dia, diperkirakan ada 170 juta pekerjaan baru akan tercipta pada tahun 2030.
"Namun di sisi lain, akan ada 92 juta pekerjaan akan hilang atau tergantikan, serta 59 persen angkatan kerja perlu melakukan reskilling dan upskilling, " Kata Septo.
Hal tersebut, kata Septo, juga disampaikan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Yassierli dalam Indonesia Summit 2025 dengan topik “Unlocking Job Opportunities: Strategies for Inclusive and Sustainable Employment in Indonesia”, belum lama ini.
Dia mengatakan, transformasi global itu juga akan melahirkan berbagai jenis pekerjaan baru di sejumlah sektor. Pada ekonomi kreatif misalnya, muncul profesi seperti content creator, live seller, affiliate marketing, dan digital marketing specialist.
“Sedangkan pada ekonomi digital berbasis AI, dibutuhkan tenaga kerja sebagai AI specialist, prompt engineer, cybersecurity analyst, data scientist/big data specialist, hingga IoT specialist,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa di sektor advanced manufacturing, pekerjaan yang berkembang antara lain battery module/pack assembly technician, industrial IoT (IIoT) technician, smart factory maintenance technician, hingga additive manufacturing operator.
Sementara itu, green, circular, and sustainable economy membuka peluang karier sebagai renewable energy engineer, EV specialist (charging & maintenance), circular designer, sustainability analyst/ESG compliance officer, hingga solar/wind technician.
Adapun sektor care and centered economy juga diproyeksikan tumbuh pesat dengan kebutuhan profesi seperti tenaga telehealth, personal care, konselor, wellness coach, hingga mentor atau coach.
Septo sepakat bahwa pelatihan vokasi perlu didorong untuk menghadapi perubahan tersebut yang meliputi standar kompetensi, kelembagaan berupa BLK, serta SDM berupa instruktur, asesor, dan mentor. (ADV)