SERANG, TitikNOL - Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) mengkritisi kepemimpinan Al Muktabar yang menjabat Pj Gubernur Banten selama 100 hari lebih.
Para mahasiswa menilai kebijakan visioner Al hingga kini hanya menjadi angan-angan lantaran tidak ada yang terukur.
Seperti halnya konsep sekolah metaverse yang kerap digaungkan ke publik. Padahal konsepnya belum matang dan jelas.
Salah satu tolak ukurnya adalah pelaksanaan belajar dalam sekolah metaverse, anggaran biaya dan out put dari kebijakan tersebut belum terungkap.
"(Sekolah metaverse) Visioner kebablasan yang tidak terukur. Insfratuktur sudah ada belum. Jadi hanya mengangan-angan," kata Sekjen Aliansi BEM Banten, Zidan dalam refleksi 100 hari kepemimpinan Pj Gubernur Banten, Rabu (24/8/2022).
Menurutnya, Pj Gubernur Banten baru mampu mengilustrasikan ingin memiliki sekolah tanpa bangunan.
Namun pihaknya belum terfikirkan tentang insfratuktur yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan sekolah metaverse.
"Terobosan barunya ingin punya sekolah tapi tidak pakai insfratuktur," ujarnya.
Padahal kewajiban utama Al, lanjut dia, hanya melaksanakan rencana pembangunan daerah (RPD) yang belum selesai dari masa kepemimpinan sebelumnya.
Sejauh ini, kebijakan yang digagas Al merupakan program yang membutuhkan jangka waktu panjang. Padahal kepemimpinannya dibatasi oleh waktu.
"Seharusnya yang dikerjakan RPD yang belum selesai. Pj Gubernur memberikan inovasi jangka panjang, padahal waktu dia tidak panjang. Apa ini signal untuk melanjutkan," jelasnya.
Selain itu, Al juga dinilai banyak melakukan kegiatan yang cerimonial yang kebutuhannya tidak esensial dengan kebutuhan masyarakat.
"Banyak kegiatan yang cerimonial. Pak Pj menggagas yang baru, tapi tidak esensial dengan kebutuhan masyarakat," ucapnya. (TN3)