LEBAK, TitikNOL - Warga Desa Pamubulan, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, kembali mengeluhkan aktivitas peledakan (blasting) bahan baku semen (limestone) di lokasi tambang Quary Gama Group.
Suara ledakan (blasting) terdengar hingga radius sekitar 10 kilometer dari lokasi pertambangan Semen Merah Putih, serta mengetarkan tanah hingga merusak fasilitas umum dan permukiman warga yang berada tak jauh dari lokasi pertambangan.
Dikatakan Marto, warga Desa Pamubulan, kegiatan peledakan (blasting) di lokasi pertambangan semen merah putih di blok Quary sudah sudah tidak menggunakan aturan.
Menurut Marto, akibat aktivitas peledakan di lokasi tambang itu banyak merusak rumah warga di Kampung Neglasari dan Sukarasa Desa Pamubulan.
"Parah pak. Blasting sudah enggak pakai aturan. Rumah pada retak pak, karena mungkin orang Pamubulan yang pokal sudah ditarik sama perusahaan sebagai pekerja jadi perusahaan se-enaknya saja," ujar Marto, kemarin.
Disinggung soal bantuan CSR dari perusahaan untuk perbaikan rumah retak - retak dampak kegiatan peledakan di lokasi tambang limstone semen merah putih itu, Marto menyebut sejak berdirinya pabrik semen merah putih PT. Cemindo Gemilang, warga baru mendapat 2 sax semen yang beratnya 40 Kilogram.
"Ada pak, tapi ya itu dia ada yang kebagian ada yang enggak," tegas Marto.
Sementara itu, Ago Juhani Kades Pamubulan, Kecamatan Bayah saat dihubungi, mengakui jika rumah warga banyak yang terdampak kegiatan blasting tersebut sudah difasilitasi untuk bertemu dengan PT. Cemindo Gemilang.
"Kemarin sudah dikirim 150 Sax semen untuk rumah retak dari Cemindo Gemilang, sudah direalisasikan 50 Sax per RW dari tiga RW. Itu diatur sama RW nya, bang," terang Juhani, Jumat (13/12/2019)
Hingga berita ini dilansir, TitikNOL masih berupaya mendapatkan konfirmasi dari Corporate CSR & Public Relations Semen Merah Putih Sigit Indrayana, melalui aplikasi pesan WhatsAppnya namun belum merespons. (Gun/TN1)