Sabtu, 23 November 2024

Anak Difabel Ditolak Bersekolah, Ini Kometar Gubernur Banten

Rofi Firdhan Ilhamda (16) Anak memiliki keterbatasan fisik, warga Kampung Bedeng, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. (Dok: TitikNOL)
Rofi Firdhan Ilhamda (16) Anak memiliki keterbatasan fisik, warga Kampung Bedeng, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. (Dok: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL - Rofi Firdhan Ilhamda (16) Anak memiliki keterbatasan fisik, warga Kampung Bedeng, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, beberapa waktu lalu ditolak saat mendaftarkan diri untuk masuk ke salah satu Sekolah Menagah Kejuruan ( SMK).

Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan bahwa dirinya belum mengetahui hal tersebut , namun dirinya akan segera mengkrosceknya.

"Sekolah mana itu?, Oh belum tau itu, Swasta yah?, Tar saya cek dulu," Kata Wahidin Halim saat ditemui di Hotel Horison Ultima Ratu Serang, Rabu (4/7).

Baca juga: Anak Difabel Ditolak Bersekolah di SMK PGRI Rangkasbitung

Wahidin Halim mengatakan tidak boleh ada penolakan dari pihak sekolah terhadap anak kebutuhan khusus. "Harusnyakan gak boleh, ada harus disiapkan juga," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Rofi Firdhan Ilhamda (16) anak dari pasangan Sutisna dan Gita Rahayu Utami warga Kampung Bedeng RT 02/RW 06, Kelurahan Muara Ciujung Barat, Kecamatan Rangkasbitung terlahir dengan kondisi kaki sebelah kiri mengalami kelainan atau cacat.

Adanya kelainan pada kaki sebelah kirinya membuat Rofi yang lahir pada tanggal 31 Desember 2002 hanya bisa berdiri dan berjalan dengan satu kaki.

Kondisi keterbatasan fisik, tidak menghalangi Rofi untuk bisa bersekolah. Ia tetap memiliki semangat tinggi untuk bersekolah hingga akhirnya pada tahun 2018 dinyatakan lulus di SMP Negeri 1 Rangkasbitung.

Perjalanannya menempuh pendidikan dari SD sampai SMP tidak mendapatkan hambatan berarti karena secara mental dan fisik lainnya tidak mengalami gangguan.

Namun ketika sudah lulus, hambatan datang karena sekolah yang dituju menolak dengan alasan Rofi termasuk anak difabel yang semestinya masuk Sekolah Berkebutuhan Khusus.

"Saya mendapatkan penolakan, pas didaftarin ke SMK PGRI Rangkasbitung. Alasannya karena kaki sebelah kiri enggak bisa jalan dan diminta sekolah berkebutuhan khusus,"kata Rofi yang kini tinggal di rumah kontrakan barunya di Kampung Lebak Saninten, Kelurahan MC Barat, Selasa (3/7/2018). (Tolib/TN2)

Komentar