Kamis, 12 Desember 2024

Cilegon Kota Pertama di Indonesia Bisa Olah Sampah Jadi Cofiring Batubara

Wali Kota Cilegon Helldy Agustian saat MoU dengan PT PLN dalam bantuan pembangunan BBJP Plant yang mampu mengolah sampah menjadi energi cofiring atau pengganti batubara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya. (Foto: TitikNOL)
Wali Kota Cilegon Helldy Agustian saat MoU dengan PT PLN dalam bantuan pembangunan BBJP Plant yang mampu mengolah sampah menjadi energi cofiring atau pengganti batubara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya. (Foto: TitikNOL)

BALI, TitikNOL - Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon mendapat dukungan dari PT. PLN (Persero) melalui bantuan pembangunan BBJP Plant yang mampu mengolah sampah menjadi energi cofiring atau pengganti batubara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya.

Aktualisasi dukungan PT. PLN kepada Pemkot Cilegon ditandai dengan MoU di Denpasar, Bali, Kamis (30/6/2022).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menjelaskan, Indonesia sebagai negara agraris mempunyai potensi pengembangan biomassa yang besar.

Selain itu, pemanfaatan biomassa tersebut juga bukan hanya berasal dari tanaman energi saja tetapi juga dari pengelolaan sampah kota.

"Langkah PLN dalam mengajak semua pihak dalam hal ini terutama stakeholder Pemda untuk terlibat langsung dalam pengelolaan biomassa harus terus didukung," kata Dadan.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, PLN sebagai BUMN tak hanya berkewajiban menghadirkan listrik yang bersih dan andal, tetapi juga kerja sama pengelolaan sampah ini sebagai wujud tanggung jawab sosial PLN dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih.

"Saat ini sampah masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Namun PLN punya solusi untuk bisa setidaknya bisa mengurangi beban sampah ini dengan mengolahnya menjadi sumber energi," ujarnya.

PLN bersama Pemkot Cilegon akan membangun siteplant pengolahan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP).

Sampah yang diolah mencapai 30 ton per hari dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bagendung Cilegon ini nantinya akan diolah menjadi biomassa untuk kebutuhan co-firing PLTU Suralaya.

Dengan jaminan pasokan biomassa dari program pengelolaan sampah ini maka PLN sekaligus bisa mewujudkan dua tujuan.

Pertama, mengelola sampah kota.

Kedua, menciptakan listrik berbasis energi bersih dan sumber daya domestik untuk mengejar target carbon neutral di 2060.

Sementara, Wali Kota Cilegon Helldy Agustian mengapresiasi kerja sama antara PLN dan Pemkot Cilegon dalam pemanfaatan sampah kota.

Proyek pengolahan sampah kota jadi bahan baku co-firing di Cilegon ini merupakan proyek percontohan yang bisa diimplementasikan di wilayah lain, sudah 9 kabupaten kota yang berkunjung ke Cilegon dalam waktu dekat kota Manado dan kabupaten Pandeglang akan berkunjung.

"Kami saat ini sudah menyiapkan lahan di TPSA Bagendung seluas 6000 meter untuk bisa mengembangkan industri BBJP dan kami berterima kasih atas bantuan PT. PLN yang telah memberikan bantuan pembangunan pengelolaan sampah berupa hibah kepada Kota Cilegon diperkirakan pada Akhir September 2022 mendatang BBJP Plant sdh bisa memproduksi 30 ton perhari cofiring batubara untuk kebutuhan PT. Indonesia Power," ungkap Helldy.

Helldy juga menambahkan dengan produksi sampah kota Cilegon bisa diolah untuk mensubtitusi 5 persen kebutuhan batu bara di PLTU Suralaya.

"Kami olah sampah pasar, sampah rumah tangga ini untuk jadi jumputan padat. Ini merupakan langkah strategis untuk sekaligus mengurangi emisi karbon dan mengurangi sampah di kota cilegon demi kebersihan lingkungan," pungkasnya. (Ardi/TN3).

Komentar