SERANG, TitikNOL - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala), menggelar demontrasi di depan Banten International Stadium (BIS).
Dalam aksinya, mereka membentangkan spanduk yang bertuliskan 'Selamat datang di stadion hasil kasbon' sebagai bentuk kecaman.
Koordinator aksi, Fauzul mengatakan, pembangunan Banten International Stadium tidak mencerminkan untuk mensejahterakan rakyat.
Terlebih, sebagian anggaran pembangunannya senilai Rp430 miliar dari APBD Perubahan 2020 hasil pinjaman dari PT. SMI.
"Karena itu kita selaku masyarakat Banten jangan dulu merasa bangga dengan adanya Banten internasional Stadium/Sport Center, justru kita harus berduka dengan kejadian ini karena pembangunannya hasil kasbon," katanya kepada media, Senin (9/5/2022).
Ia menilai, pembangunan BIS terkesan memaksakan lantaran tidak berdampak dengan situasi pandemi. Gubernur Banten dituding hanya mementingkan mengejar target RPJMD, dibandingkan dengan kebutuhan rakyat.
"Dalam hal ini, jelas menunjukkan bahwa watak pemerintah masih rakus memikirkan proyek-proyek yang tertunda demi mengejar Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disituasi merosotnya perekonomian pasca Covid-19 pada 2 tahun silam," ungkapnya.
Di sisi lain, pihaknya mempertanyakan dampak pembangunan megah itu yang digadang-gadang akan menyerap 7.500 tenaga kerja. Sebab pada faktanya, pengangguran di Banten masih tinggi.
"Alibi Pemprov saat itu dalam perencanaan pembangunan Sport Center (BIS) untuk menyerap 7.500 tenaga kerja. Padahal kenyataannya tidak akan menyerap tenaga kerja sejumlah 7.500," terangnya.
Atas dasar itu, Kumala menuntut transparansikan anggaran pembangunan Banten Internasional Stadium/Sport Center sebagai bentuk pelayanan dan sumber informasi untuk publik. (TN3)