SERANG, TitikNOL - Menjadi perempuan tidak melulu mengurusi soal dapur. Era demokrasi menuntut kaum hawa berpartisipasi dalam perkembangan Bangsa.
Salah satunya dicontohkan oleh Dewi Hartati. Saat ini, perempuan kelahiran 09 Juni 1981 ini sedang berkompetisi menjadi komisioner KPU Banten.
Ruang penyelenggara Pemilu menuntutnya untuk mengabdi kepada negara. Sehingga perempuan dapat menjadi motor penggerak pesta demokrasi yang jujur dan adil.
Dewi Hartini adalah sosok yang akronim dengan rahim Sarinah pada Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di wilayah Serang.
Perempuan yang memiliki sepakterjang konsultan lingkungan hidup ini, bertekad untuk masuk dalam proses pemilihan calon pemimpin di Tanah Air, terlebih khusus di wilayah Banten.
Menurutnya, perempuan memiliki peran strategis dalam kemajuan daerah, termasuk menjadi penyelenggara Pemilu.
"Regulasi mengatur 30 persen partisipasi perempuan. Artinya Pemilu tidak akan berjalan demokratis tanpanperan perempuan," katanya, Senin 7 Maret 2023.
Ia menerangkan, sepanjang catatan demokrasi, perempuan paling aktif untuk datang ke TPS menentukan suaranya dalam memilih pemimpin.
Namun di sisi lain, minim sosok perempuan yang menjadi keterwakilan dalam penyelenggara Pemilu.
Hal ini menjadi kontradiktif dalam sistem penyelenggaraan. Tujuan majunya menjadi komisioner KPU Banten, kata dia, agar tidak ada budaya patriarki dan politik maskulin di Pemilu 2024.
"Maka, perempuan harus mengambil bagian dalam penentu pemilihan seorang pemimpin, minimal di daerah," terangnya.
Perempuan lulusan Untirta itu mengungkapkan, Pemilu 2024 harus menjadi momentum konsolidasi bagi perempuan dalam membumikan gender.
Salah satu yang mendorongnya dengan afirmasi keterwakilan 30 persen perempuan dalam penyelenggara Pemilu.
"Sehingga Pemilu 2024 sebagai momentum bagi kaum perempuan untuk mengambil peran strategis dalam pembangunan bangsa dan negara," ungkapnya. (TN3)