SERANG, TitikNOL - Kecelakaan maut odong-odong vs Kereta Api di Desa Silebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, disinyalir karena kelalaian sopir yang menyalakan musik secara kencang.
Sehingga tidak terdengar suara kereta yang melintas. Akibatnya, 9 orang meninggal dunia di lokasi.
Dari hasil penyidikan oleh kepolisian Resort Serang, ada pengakuan dari saksi, bahwa sang sopir odong-odong menyalakan musik secara kencang ketika mengantar rombongan.
Bahkan menurut Kabid Humas Polda Banten, Kombes Shinto Silitonga, bahwa sang sopir yang berinisial JL warga Desa Sentul, Kecamatan Kragilan ini telah ditegur oleh penumpang untuk mengecilkan volume musik.
"Ada temuan fakta, bahwa sopir menyalakan musik secara kencang. Itu pun telah ditegur oleh salah seorang penumpang, namun tidak digubrisnya," ujarnya di Aula Mapolres Serang, Rabu (27/07/2022).
Baca juga: Seorang Balita Korban Kecelakaan Odong-odong Terkapar Kritis di RS, Ditangani 4 Dokter Spesialis
Dari kelalaian sopir itu, menyebabkan odong-odong tertabrak kereta api.
"Ini salah satu kemungkinan pendengaran sopir tidak mendengar suara kereta yang melintas. Karena musik yang kencang," paparnya.
Karena kelalaian itu, 9 orang harus kehilangan nyawa dan 24 lainnya luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
"Sopir odong-odong berinisial JL terancam pasal 310 ayat 2, 3, dan 4. JL menjadi tersangka pada 27 Juli tentang kelalaian berkendara hingga menyebabkan orang luka-luka dan hilang nyawa dengan ancaman minimum 6 tahun penjara dan denda 12 juta rupiah," tukasnya. (IRW/TN3)