Kamis, 12 Desember 2024

Harga Biji Kopi Hasil Panen di Banten Meroket Tajam

SERANG, TitikNOL - Pasokan biji kopi dari petani lokal di Banten langka akibat adanya oknum tengkulak asal luar daerah masuk memainkan harga jual pasaran, yang turut menyebabkan nilai perkolgram meroket dari semula Rp80 ribu perkilogram menjadi Rp300 ribu peekilogram untuk biji fine robusta.

Wilayah Gunung Pulosari, Kabupaten Pandeglang, Banten menjadi penghasil fine robusta atau biji kopi dengan kriteria terbaik yang diincar konsumen. Produk hutan itu bahkan populer hingga ke luar negeri.

Ketua Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM), Pulosari, Ani, menyebut salah satu faktor utama melonjaknya nilai jual kopi dipengaruhi situasi global gagal panen negara Brazil yang menjadi barometer bagi harga biji robusta dan arabica.

"Jadi di Oktober 2024 Brazil itu mengumumkan gagal panen. Ini pengaruhnya besar bagi harga pasaran. Soalnya kopi ini acuannya harga global. Tentu pasokan import akhirnya berkurang dan pedagang-pedagang besar ini akhirnya turun ke daerah mencari biji kopi hingga ke wilayah kecil," kata Ani, Kamis (12/12/2024).

Ani mengatakan sebelum kejadian itu dirinya bisa memasarkan biji kopi dengan range harga Rp60 ribu hingga Rp80 ribu perkilogram. Dia pun bisa membelah persediaan hasil panen agar seluruh konsumennya mendapatkan pasokan secara merata.

"Sekarang karena ada 'bom-boman' harga oleh oknum tengkulak, jadi harganya meroket sampai Rp300.000, untuk arabica lebih parah lagi Rp700.000 perkilogram," ujarnya.

Ani berharap pemerintah bisa memberikan solusi atas persoalan ini, agar kesejahteraan petani maupun pedagang biji kopi terjaga di daerah. (RZ/TN)

Komentar