SERANG, TitikNOL - A (45), warga Desa Sidamukti, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, mengungkapkan alasannya yang tega menusuk guru silatnya sendiri hingga tewas.
Sejak tahun 1992 belajar bela diri kepada korban yakni Ato Suparta, pelaku mengaku banyak disakiti oleh gurunya.
"Tahun 92 (belajar silat). Udah banyak saya disakiti sama dia. Udah gitu saja, biar kita (pelaku) saja yang tahu (cara disakitinya)," katanya kepada awak media, Senin (1/3/2021).
Ia menceritakan, tidak ada niatan untuk membunuh gurunya. Awalnya korban mendatanginya dan memukulnya. Diperlakukan seperti itu, dirinya emosi dan mencabut pisau yang ada di pinggangnya.
"Dia yang mau bunuh duluan. Dia yang sakit hati, bukan saya yang sakit hati. Sebelumnya dia mukul duluan. Dia yang duluan," ungkapnya.
Baca juga: Dendam Sering di Plonco, Pemuda Ini Tusuk Guru Beladirinya Hingga Tewas
"Nggak niat (membunuh). Dia mau bunuh duluan saya. Bawa golok sama kayu, banyak saksi. Dia nyamperin saya," tambahnya.
Sementara, pisau yang ditusukan kepada gurunya setiap hari dibawa untuk keperluan sehari-hari di hutan. Terlebih pada saat itu, pelaku tidak memiliki pekerjaan.
"Tiap hari saya bawa pisau, tapi bukan untuk membunuh orang. Buat di hutan, karena saya nganggur nggak bekerja, saya suka buat kelapa," tuturnya. (Son/TN1)