SERANG, TitikNOL - Kenadziran Kesultanan Banten Lama kecewa terhadap pemerintah Kota Serang, terkait pembangunan tata kelola Banten Lama. Khususnya untuk penyedian lahan-lahan relokasi pedagang yang tersendat.
Akibatnya, banyak pedagang yang menempati area Masjid Agung dan Surosowan membuat kumuh kawasan tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Kenadziran Banten Tb Abbas Wasse. Ia mengatakan, jumlah pedagang kaki lima (PKL) di Kawasan Banten lama sudah mencapai 1.000 pedagang. Namun, sampai saat ini, bantuan yang diberikan pemerintah provinsi hanya Rp30 Miliar melalui Pemerintah Kota Serang belum terealisasi.
“Lahan untuk menempatkan mereka (Pedagang Kaki Lima) tidak ada. Mau gimana, makanya keliatan kumuh kaya gitu,” kata Abbas di Mesjid Agung Banten Lama, Senin (3/10/2016).
Ia pun kecewa dengan Pemerintah Kota Serang, karena belum tersedianya lahan untuk PKL, yang sebelumya sempat disebutkan akan melakukan pembebasan lahan. Namun, hingga kini masih terkendalan karena soal Undang-Undang Cagar Budaya dimana lahan yanh akan dibebaskan merupakan tanah cagar budaya.
“Itulah yang saya agak bingung. Tapi masih banyak di wilayah kita ini yang bisa digunakan untuk relokasi. Kan tidak harus di Ciputei saja, tergantung ada kemauan atau tidak,” ungkapnya.
Kenadziran pun meminta dimomentum hari ulang tahun banten ke 16 ini, Pemerintah Provinsi Banten membantu mendorong Pemerintah Kota Serang untuk memprioritaskan pembangunan Banten Lama. (Meghat/Rif)