Jum`at, 22 November 2024

Kesal, Warga Serang Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan Serang-Jakarta

Tanaman pisang yang berdiri di tengah jalan Raya Serang-Jakarta sebagai bentuk kekecewaan warga yang jalannya tak kunjung diperbaiki. (Foto: TitikNOL)
Tanaman pisang yang berdiri di tengah jalan Raya Serang-Jakarta sebagai bentuk kekecewaan warga yang jalannya tak kunjung diperbaiki. (Foto: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL - Warga di sekitar Komplek Perumahan Persada, Kelurahan Teritih, Kecamatan Walantaka, Kota Serang melakukan aksi menanam pohon pisang di tengah Jalan Raya Serang-Jakarta.

Pohon pisang kira-kira setinggi 2,5 meter itu sengaja ditanam sebagai bentuk kekecewaan warga yang jalannya tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah. Bukan tanpa alasan, jalur Jalan Pantura itu kerap memakan korban.

Ditambah, kondisi wilayah Kota Serang yang menghadapi musim hujan, membuat jalan yang berlubang digenangi air dan menjadi licin. Sehingga, tidak sedikit pengendara yang terjatuh mengalami kecelakaan.

Seperti yang dituturkan Sahari yang sehari-hari jadi Pak Ogah. Menurutnya, kurang lebih seminggu ada pengendara asal Balaraja mengalami kecelakaan akibat jalan rusak. Pengendara motor itu mengalami patah tulang tangan dan rontok gigi.

"Sering ada yang jatuh motor. Pernah cewek, orang Balaraja kecelakaan, tangannya patah, gigi rontok. Seminggu yang lalu. Apalagi kalau hujan, motor mau nyalip mobil nggak tahu ada yang bolong, ya kepeleset," katanya saat ditemui di lokasi, Rabu (13/1/2021).

Dari banyak kejadian kecelakaan, kemudian warga sekitar merasa kesal dan menanam pohon pisang di tenga jalan nasional itu. Namun, pihaknya mengaku tidak tahu siapa yang menanamnya. Mengingat, sedari pagi pohon itu sudah berdiri tegak.

"Udah dari tadi, nggak tahu siapa yang masang dan jam berapanya. Baru ini saya juga ngeliat. Motor yang kasihan mah banyak yang kena lobang. Rusaknya udah lama, cuma tambal lagi, nambles lagi," terangnya.

Bahkan, kata dia, penanaman pohon ini merupakan aksi yang kedua kalinya oleh warga. Yang pertama, para warga pernah membuat portal dari bambu di tengah jalan, sebagai rambu hati-hati bagi pengendara.

Menurut Sahari, para warga hanya berharap ada perbaikan jalan. Terlebih, jalan tersebut adalah jalur utama perlintasan Serang-Tangerang.

"Udah pernah di palang bambu, tapi ditabrak sama mobil keseret. Harapannya biar dibagusin jalannya, kasihan pengguna jalan," tukasnya. (Son/TN1)

Komentar