LEBAK, TitikNOL – Aksi protes warga Desa Pamubulan, Kecamatan Bayah, terhadap aktivitas pabrik Semen Merah Putih milik PT Cemindo Gemilang masih terus dilakukan. Kali ini, puluhan warga di desa itu melakukan pemblokiran dan penghentian paksa kendaraan yang mengangkut bahan baku semen, Sabtu (8/4/2017).
Warga mengaku kesal kepada pabrik semen itu, karena selain penyebab kerusakan akses jalan nasional di wilayah itu, juga mengakibatkan kondisi jalan licin jika hujan dan berdebu jika kemarau serta membahayakan warga selaku pengguna jalan.
"Aksi spontan ini kami lakukan karena kami sudah jengah dengan aktivitas kendaraan besar pengangkutan bahan baku semen dari lokasi tambang. Akses jalan nasional ini menjadi rusak dan berbahaya bagi kami pengguna jalan. Rumah kami juga menjadi berdebu,” ujar Omen, salah seorang warga Pamubulan yang ikut dalam aksi itu.
Menurut Omen, seharusnya PT. Cemindo Gemilang membangun jalan sendiri untuk pengangkutan bahan baku semen, bukannya menggunakan akses jalan nasional untuk kepentingan perusahaan.
"Intinya kami mendesak agar pihak PT. Cemindo membuat jalan sendiri untuk aktivitas kendaraan dump truck pengangkut bahan baku dari lokasi tambang Quarry satu dan Quarry dua ke lokasi pabrik," tandas Omen.
Sementara, Humas PT. Cemindo Gemilang, Sigit Indrayana saat dihubungi melalui sambungan telepon selulernya mengaku sedang melakukan pengecekan ke lokasi aksi. “Saya sedang mengecek ke tim di di Bayah,” singkatnya.
Pantauan di lapangan, aksi puluhan warga ini dilakukan sejak pukul 08.00 WIB tadi. Saat ini aksi protes dari warga masih berlanjut. Selain melakukan penghentian kendaraan angkutan bahan baku semen, warga juga menanam sejumlah pohon pisang di ruas jalan nasional Bayah - Cibareno (Pamubulan selatan) sebagai bentuk protes.
Aksi ini pun mendapat pengawalan ketat dari puluhan anggota Brimob dengan bersenjata laras panjang.
Seperti diketahui, aksi protes warga ini aksi kesekian kalinya yang dilakukan oleh warga. Namun hingga saat ini, aksi warga tidak pernah ditanggapi baik oleh pihak perusahaan maupun oleh pemerintah. (Gun/red)