Minggu, 22 Desember 2024

Lampu Merah Kota Serang Dipenuhi Gelandangan dan Pengamen

SERANG, TitikNOL - Sejumlah perlintasan lampu merah di Kota Serang, Banten dewasa ini dimanfaatkan oleh pedagang, pengamen maupun pengemis atau gelandangan dengan berbagai macam variasi cara menjemput rezeki.

Ada beberapa kategori bahkan yang diklasifikasikan menurut Heru (22) seorang pedagang asongan di kawasan lampu merah perempatan Pisang Mas pada Jalan Veteran, Kota Serang.

Di antaranya adalah untuk musisi jalanan ada pengamen dengan alat musik, ada juga yang hanya tepuk tangan. Kemudian badut karakter hingga badut riasan. Manusia silver tunggal dan yang berkelompok dua atau tiga orang sekaligus biasanya satu keluarga.

"Ada juga pengemis ini kebanyakan itu saya mirisnya anak-anak. Bahkan sebuah perempatan lampu merah ada yang dari balita sekarang sudah jadi remaja," kata Heru, Jumat (13/12/2024).

Dia sendiri mengaku baru mencoba berdagang asongan lantaran menjadi korban pemutusan hubungan kerja salah satu pabrik di wilayah Serang Timur pada era pendemi tiga tahun silam.

"Kalau pedagang asongan ini makin akhir tahun, makin banyak variasi. Temen-temen ada yang jualan kanebo, air mineral, es teh, tongkat e-toll, kacang, camilan, kerupuk kulit dan lain sebagainya. Kalau saya sehari bisa bawa pulang uang Rp100 ribu sampai Rp300 ribu tergantung miliknya," ujarnya.

Menanggapi fenomena ini, pengendara mobil Avanza, Suryadi (47), menilai maraknya aktivitas di lampu merah Kota Serang seringkali membuat dirinya tertaganggu, meski kadangkala juga dia kerap membeli dagangan para pedagang lantaran kasihan melihatnya.

"Keganggu dengan pengemis dan pengamen. Yang paling ganggu itu yang bawa kemoceng dan langsung mengelap mobil, karena gak nawarin dulu. Begitu juga yang ngamen tepuk tangan doang itu seolah maksa mintanya," ucapnya.

Seorang pedagang toko di persimpangan lampu merah Ciceri, mengaku tak bisa melalukan apa-apa ketika setiap hari para pengamen maupun anak jalanan berkumpul menggelar tikar usang di depan tempat usahanya hingga mengurungkan minat pembeli yang hendak masuk.

"Udah lama begini. Pernah ditindak tapi udah lama. Gak tahu ini pemerintahnya ke mana? Ya mereka kumpul begini kalo diminta geser saya takutnya, takut dijahilin waktu tokonya tutup," pungkasnya.

Dia berharap pemerintah bisa membenahi situasi di tiap-tiap perempatan lampu merah Kota Serant. Sebagai Ibu Kota, aktivitas tersebut membuat kesan kumuh. (RZ/TN)

Komentar