CILEGON, TitikNOL - Warga Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, mengaku tak sangsi atas dampak positif pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan 10.
Warga justru antusias menyambut proyek pembangunan tersebut. Selain mendongkrak perekonomian masyarakat, pembangunan itu juga diklaim ramah lingkungan.
Salah satunya adalah dari kalangan nelayan. Mereka meyakini pembangunan yang dilakukan PT Indo Raya Tenaga (IRT) bersama Doosan Heavy Industries and Construction dan PT Hutama Karya (HK) tersebut memiliki sejumlah solusi untuk menemui harapan masyarakat Suralaya.
“Pembangunan apapun pasti ada dampak polusinya. Tapi kami berharap, teknologi yang lebih ramah lingkungan bisa lebih digunakan dan adanya unit 9 dan 10 ini bisa membantu anak-anak nelayan, salah satunya dilibatkan tentang pekerjaan,” kata Rebudin, pengurus nelayan Pangkalan Nelayan Suralaya disela - sela sosialisasi Penyampaian Keluhan oleh Proyek PLTU Jawa unit 9 dan 10.
Hal senada diungkapkan Jalu, warga Desa Kembang Kuning, Kecamatan Pulo Merak. Baginya, proyek PLTU diyakini mampu mengangkat perekonomian masyarakat.
“Kami yakin akan terangkat ekonomi masyarakat Suralaya. Yang tadinya hanya masyarakat Suralaya itu sebagai petani atau nelayan, sekarang Alhamdulillah bisa kerja di proyek,” ujarnya.
Sementara Pangiat, Sekretaris Himpunan Nelayan Indonesia di Suralaya menambahkan, adanya berbagai industri di wilayah Suralaya sangat berdampak terhadap pencarian ikan.
Ia berharap, teknologi PLTU baru ini bisa lebih ramah lingkungan dan mengembalikan habitat ikan lebih baik.
Diakuinya, kalangan nelayan sendiri siap dilibatkan dalam pekerjaan lain, yang diperlukan dalam pembangunan ini.
“Adanya proyek ini kesempatan besar untuk nelayan. Semoga bisa dilibatkan gitu ya, untuk aktivitasnya. Selalu ada kegiatan di laut atau di darat, selalu dilibatkan nelayan,” harapnya.
Di tempat yang sama, Yusuf selaku Manajer Humas dan Perizinan PT Hutama Karya menyatakan, adanya peluang kerja yang lebih banyak untuk masyarakat sekitar. Namun, semua tentu harus melewati prosedur berlaku.
“Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam kontrak maupun regulasi negeri kita, setiap proyek harus memberdayakan warga lokal. Jadi dari kami pun, kontraktor sudah menyusun mekanisme agar keterlibatan warga lokal ini bisa terakomodasi. Nanti kita akan siapkan tempat untuk masukkan lamaran. Kita akan identifikasi lamarannya, kalau memang sesuai akan kita panggil,” katanya.
Sementara Koordinator Perizinan dan Pengembangan PLTU Suralaya Unit 9 dan 10 PT Indo Raya Tenaga, Hamim menjelaskan, bahwa aspirasi masyarakat nantinya akan dikomunikasikan dan dibahas lebih lanjut pada internal perusahaan untuk selanjutnya bisa disikapi.
Ia mengutarakan, teknologi-teknologi terbaru digunakan di PLTU ini, untuk mendukung kontrol emisi dan baku mutu menjadi lebih baik.
“PLTU Unit 9-10 tak hanya unggul di teknologi, tapi juga insyaa Allah pengelolaan,” tuturnya. (Ardi/TN1).