Kamis, 19 September 2024

Perjuangkan Suami Supaya Bisa Kerja di Proyek PLTU Jawa 9 & 10, Warga Suralaya Ini Mengaku Diintimidasi

Linda warga Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon yang mengaku mendapat intimidasi dari oknum manajemen keamanan proyek PLTU Jawa 9 & 10. (Foto: TitikNOL)
Linda warga Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon yang mengaku mendapat intimidasi dari oknum manajemen keamanan proyek PLTU Jawa 9 & 10. (Foto: TitikNOL)

CILEGON, TitikNOL - Linda warga Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, mengaku mendapat intimidasi dari oknum manajemen keamanan proyek PLTU Jawa 9 & 10.

Hal itu terjadi sebagai buntut dari aksi demo emak-emak yang menuntut pihak manajemen proyek PLTU Jawa 9 & 10 untuk mempekerjakan suami mereka.

Linda menuturkan dirinya didatangi oleh oknum yang mengaku dari manajemen keamanan proyek PLTU 9 & 10 pada Minggu (7/11/2021) malam.

"Bilangnya sih dari manajemen proyek 9 & 10, datengnya juga kalo menurut saya kurang sopan. Memang pertama datang ke rumah RT terus ke rumah saya," kata Linda usai rapat dengar pendapat warga Suralaya dengan pihak manajemen proyek PLTU Jawa 9 & 10 bersama Komisi II dan IV DPRD Cilegon, Senin (8/11/2021).

Linda menjelaskan, dirinya yang saat itu didampingi oleh suami, merasa ditekan oleh oknum tersebut.

"Saya diteken, saya engga boleh ada aksi, enggak boleh ikut rapat dengar pendapat di DPRD, enggak boleh ada tindakan apa-apa. Pokoknya kita diminta diam saja, jangan koar kemana-mana, baik media maupun dewan, kita enggak boleh ngomong apa-apa disitu," ungkapnya.

Linda mengatakan, kurang lebih selama 30 menit dirinya mendapat tekanan, bahkan ponsel miliknya sempat diperiksa oleh oknum tersebut.

"Dia cek isi WA (WhatsApp) saya, saya sempat ngomong, ini bisa masuk kena undang-undang kaya Bripka Ambarita loh, bapak periksa-periksa ponsel saya, enggak lama sih kurang lebih 2 menitan. Terus dia bilang kalau mau protes jangan di gedung dewan, sana datang ke Presiden katanya, ini jalurnya BUMN," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Manajemen PT Indoraya Tenaga (IRT) selaku pelaksana Proyek PLTU Jawa 9 & 10 Kardi mengaku, pihaknya tidak mengetahui kejadian tersebut.

"Saya enggak tahu itu, kejadiannya kan tadi malem, dari manajemen IRT tidak tahu itu, nanti kami akan komunikasikan dengan pihak keamanan seperti apa," tuturnya.

Kardi mengatakan, pihaknya akan menelusuri terlebih dahulu kejadian tersebut dan melakukan komunikasi dengan pihak keamanan di proyek PLTU Suralaya 9 & 10.

"Kita juga enggak tahu siapa pihak keamanannya itu, nanti kita akan komunikasikan setelah ini," pungkasnya. (Ardi/TN2).

Komentar