SERANG, TitikNOL - Ratusan hektare sawah padi gagal panen akibat banjir yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Kamis (8/2/2017). Dampaknya terjadi penurunan terhadap harga jual gabah.
"Pandeglang itu kan lumbung pangan provinsi, ratusan hektare padi yang harusnya minggu ini panen, gagal. Harga jual gabah pasti turun. Informasinya tadi harganya di angka Rp2.700 (per liter), seharusnya harga pembelian pemerintah (HPP) Rp3.700," ujar Bupati Pandeglang Irna Narulita, setelah menghadiri pertemuan dengan Pj Gubernur Banten terkait PT Mayora, di ruang Transit, Pendopo Gubernur, KP3B, Kota Serang, Jumat (10/2/2017).
Baca juga: Tak Hanya Lebak, Pandeglang Pun Diterjang Banjir
Saat ini, pihaknya masih menghitung berapa jumlah kerugian akibat banjir tersebut. Pihaknya meminta seluruh pihak terkait untuk bersama-sama melakukan mitigasi bencana.
"Balai Besar, kementerian PUPR juga harus ikut terlibat dalam mitigasi bencana. Di wilayah itu harusnya dijadikan waduk, karena wilayahnya itu cekung, tentu ini membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Sodetan sudah ada, dan tanggul sudah dibuat walaupun belum tuntas itu," tukasnya.
Diketahui, ada sekitar 4.236 rumah dari delapan kecamatan di Kabupaten Pandeglang yang terendam banjir, yakni kecamatan Patia, Pagelaran, Cikeusik, Sobang, Cigeulis, Panimbang, Angsana dan Munjul.
Di Patia, Desa Idaman menjadi wilayah paling parah terdampak banjir. Banjir merendam pemukiman warga hingga setinggi satu setengah meter. Banjir terjadi akibat meluapnya beberapa sungai di Pandeglang akibat tingginya curah hujan sejak Rabu (8/2/2017) lalu di wilayah Banten Selatan. (Kuk/Rif)