MERAK, TitikNOL - PT ASDP Indonesia Ferry ( Persero), resmi kelola tiket di pelabuhan penyeberangan Merak - Bakauheni.
ASDP mengklaim, sistem yang diterapkan mereka akan lebih baik dari sistem sebelumnya yang diterapkan PT Mata Pensil Globalindo (GMP), terutama kecepatan dalam transaksi penjualan tiket.
"Alhamdulillah peralihan pengelolaan tiket dari PT GMP ke kita berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala yang berarti," kata Direktur Teknik dan Operasional PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) La Mane, Jumat (1/6/2018).
La Mane mengungkapkan, peralihan pengelolaan tiket elektronik dari PT GMP ke ASDP itu sistemnya tidak jauh berbeda dalam segi waktu yang dibutuhkan saat transaksi penjualan tiket.
Bahkan La Mane mengklaim, justru sistem yang digunakan pihaknya lebih cepat dari yang sebelumnya.
"Kalau PT GMP kan membutuhkan waktu sekira 30 detik, sedangkan sistem kita hanya membutuhkan 20 detik. Itu artinya sistem yang kita digunakan lebih cepat. Adapun jika masih ada kekurangan akan kita sempurnakan," katanya.
Berdasarkan informasi yang beredar dari kalangan pengusaha pelayaran di Pelabuhan Merak, mereka menaruh kekhawatiran dengan sistem yang diterapkan ASDP.
Pasalnya, dugaan kecurangan dengan modus tiket muter alias tiket ilegal dinilai rentan terjadi dalam sistem yang diterapkan ASDP tersebut.
"Intinya begini, kalau ada teman-teman kami (ASDP), siapapun itu yang melakukan pelanggaran terkait dengan tiket ilegal, apalagi sampai terbukti pasti akan langsung kita pecat. Ini tolong dicatat sama teman-teman," tegas La Mane.
Tidak hanya pada pegawai ASDP lanjut dia, tindakan tegas juga berlaku bagi oknum lainnya jika terlibat melakukan praktik yang sama, yakni tiket muter alias tiket ilegal.
"Jadi jangan main-main persoalan ini, kami akan tindak tegas, siapapun itu yang melakukan pelanggaran," ungkap mantan General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengambil alih pengelolaan tiket di pelabuhan penyeberangan Merak - Bakauheni.
Hal itu menyusul diputusnya kontrak PT GMP yang sudah tiga tahun mengelola tiket di pelabuhan yang menghubungkan Pulau Jawa - Sumatera tersebut. (Ardi/TN1)