TANGERANG, TitikNOL - Ribuan buruh yang tergabung dalam Konfederasi KASBI, akan turun ke jalan dalam menyambut Hari Buruh Sedunia May Day 2019, yang jatuh pada Rabu 1 Mei 2019. Dalam aksinya, KASBI akan memusatkan aksinya di pusat kekuasaan negara di Ibukota Jakarta.
Presiden KASBI Nining Elitos, menyindir sejumlah serikat buruh di Indonesia dalam memperingati May Day yang kebanyakan lebih memilih tidak turun ke jalan.
Menurut Nining, langkah itu dalam pengamatannya terdapat gejala dan sejumlah fakta partisipasi demokrasi yang terokalisir tanpa arah tuntutan yang dialamatkan tepat di depan pusat-pusat kekuasaan negara.
"Menurut hemat kami, Konfederasi KASBI menilai, hal tersebut sama halnya menghilangkan semangat juang, dan menggelorakan tuntutan kaum buruh Indonesia menjauh, dan sekaligus kehilangan esensi," jelas Nining Elitos, Selasa (30/4/2019).
Dalam aksi memperingati May Day kali ini, KASBI akan membawa sepuluh tuntutan rakyat. Keselupuh tuntutan itu yakni menuntut hapus sistem kerja kontrak, outsourcing dan sistem kerja magang. Tolak politik upah murah, berlakukan upah layak nasional.
Tolak PHK, union busting dan kriminaliasi aktifis buruh. Laksanakan hak buruh perempuan dan lindungi buruh migran. Tangkap, adili dan penjarakan pengusaha nakal. Berlakukan jaminan sosial, bukan asuransi sosial.
Turunkan harga BBM dan kebutuhan pokok rakyat. Pendidikan gratis dan kesehatan gratis untuk rakyat. Tolak privatisasi, serta bangun industri nasional untuk kesejahteraan rakyat.
Ketua KMK KASBI Tangerang, Ahmad, saat dikonfirmasi mengaku telah mengerahkan ribuan buruh untuk memperingati May Day turun kejalan dan bergabung dengan KASBI Pusat di Jakarta. Pihaknya mengklaim telah melayangkan surat edaran kepada para buruh di Tangerang.
"Kita akan aksi turun kejalan dan bergabung bersama KASBI Pusat di Jakarta, surat edaran sudah kami berikan kepada teman-teman buruh di Tangerang Raya," terangnya saat dihubungi TitikNOL.
Konfederasi KASBI memastikan, bahwa makna May Day 2019 adalah sebuah peringatan perjuangan dalam skala terbesar di dunia, sejak 133 tahun lalu. Kasbi mengklaim makna May Day telah dirasakan seluruh profesi kehidupan kerja yang dapat menikmati jaminan delapan jam kerja, dengan dibayar melalui upah atau gaji yang diterima. (Don/TN1).