SERANG, TitikNOL - Sejumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Kota Serang, mengeluhkan rusaknya plafon di sejumlah ruang kelas, hingga masuknya hewan ternak maupun liar ke area sekolah ysng menggnggu proses kegiatan belajar mengajar (KBM) mereka.
Secara bersamaan sejumlah siswi kelas XI yang enggan menyebutkan namanya menggambarkan kepada wartawan bagaimana situasi KBM saat hujan deras turun kebocoran terjadi pada beberapa diantaranya, sementara kala kemarau tiba kelas menjadi sangat panas, diduga akibat material gypsum yang digunakan sebagai plafon menahan hawa panas.
"Kalau hujan deras tuh kayak sekarang-sekarang ini kan sering tuh, nah itu tuh bocor. Itu atepnya jebol, ada beberapa kelas. Ini di kelas AK (jurusan akutansi, red) salah satunya. Kalau gak hujan ya panas banget, ngelekep (seperti tanpa udara, red). Terus kan ini gak semua ada pagarnya, jadi kambing, ayam, bebek, itu suka masuk ke dalem sekolah," kata rombongan siswi itu, Senin (15/07/2024).
Dikonfirmasi hal tersebut Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Negeri 4 Kota Serang, Sudarul Bahri, menjelaskan saat ini tengah melaksanakan proses perbaikan pada kebocoran yang terjadi di sejumlah kelas.
"Gak semua bocor. Gak banyak. Paling ya ada, satu atau dua kelas. Itu ada tukangnya di belakang. Memang akan kita perbaiki, sudah ada tukangnya," kata Sudarul Bahri usai pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dilakukan oleh Penjabat Gubernur Banten, Al Muktabar, Senin (15/07/2024).
Ia juga tidak membantah ketika ditanya tentang hewan yang kerap hilir mudik di area sekolah. Menurut Sudarul Bahri, kondisi itu terjadi lantaran pagar sekolah belum rampung dibangun seluruhnya.
"Jadi ini tuh (SMKN 4 Kota Serang, red) berbatasan langsung dengan sungai. Dan ada lahan yang belum terpagar, maksudnya ada pagar yang belum mengelilingi lahannya. Jadi masyarakat di sebelah sana itu ada yang punya hewan, akhirnya masuk ke sini," ujarnya.
Sudarul Bahri mengaku salah satu prioritasnya sejak berapa tahun terakhir adalah membangun fasilitas gedung serba guna (GSG) senilai lebih dari Rp2 miliar demi mengakomodir kepentingan pertemuan besar, salah satunya kegiatan yang digelar oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.
"Jadi ini dari DAK (Dana Alokasi Khusus, red). Kami usulkan ingin punya GSG, lahannya ada, disurvey dan kemudian dibangun oleh Dindik. Alhamdulillah direalisasi. Karena memang (GSG, red) kira diperlukan untuk kegiatan provinsi, maka diperuntukan untuk provinsi," tuturnya.
Pj Gubernur Banten, Al Muktabar, menegaskan saat ini seharusnya tidak ditemukan lagi ruang kelas bocor, karena sekolah bisa melakukan perawatan gedung menggunakan dua mata anggaran yang disiapkan, yakni Bantuan Operasional Daerah (Bosda) dan Bantuan Operasional Nasional (Bosnas).
"Saat ini harusnya tidak ada lagi sekolah yang bocor. Itu ada Bosda dan Bosnas silahkan dipergunakan secara rutin. Bahkan saya check tuh. Ada sekolah yang diperiksa oleh BPK, sehingga dana yang dipersiapkan itu harus dipergunakan sebaik-baiknya. awas tidak boleh ada lagi yang bocor ya," tegasnya. (RZ/TN)