Kamis, 21 November 2024

Tak Ditemui Plt Gubernur Banten, Ratusan Buruh Rusak Pagar KP3B

Merasa kecewa tak ditemui langsung Plt Gubernur Banten Nata Irawan, para buruh pun merusak pagar KP3B. (Foto: TitikNOL)
Merasa kecewa tak ditemui langsung Plt Gubernur Banten Nata Irawan, para buruh pun merusak pagar KP3B. (Foto: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL - Ratusan buruh asal Cilegon masih bertahan melakukan aksi unjuk rasa, di depan Kawasan Pusat Pemerintah Provinsi Banten (KP3B). Bahkan mereka merusak pagar depan karena merasa kecewa tidak ditemui langsung Plt Gubernur Banten, Nata Irawan.

Para buruh pun meringsek pagar dengan paksa sampai roboh, bahkan mereka membobol berapa pagar karena kecewa.

Meski perwakilan buruh sudah melakukan audensi dengan Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten, para buruh merasa kecewa karena belum dipenuhi keinginannya.

Ditemui disela-sela aksi, Sanudin, Ketua Umum FSBKS mengatakan, dalam aksi ini selain menolak PP 78 tahun 2015, buruh pun menuntut rekomendasi UMK yang telah ditetapkan oleh Wali Kota Cilegon, TB Iman Ariyadi.

"Wali Kota merekomendasikan kenaikan UMK 2017 sebesar 20 persen, kami kawal supaya rekomendasi itu direalisasikan dan diputuskan oleh Plt Gubernur. Kami akan mengawal, apabila ini tidak diakomodir oleh Plt, kami akan terus memperjuangankan itu di Cilegon maupun di provinsi," paparnya, Kamis (17/11/2016).

Baca juga: Lagi, Ribuan Buruh akan Demo Pemprov Banten

Saat ini UMK di Provinsi Banten sebesar Rp3.078.057, setelah melalui pertimbangan, Walikota menurut Sanudin menetapka kenaikan 20 persen dari UMK tahun ini tersebut. "Awalnya pihak perusahaan betahan hanya 8,25 persen sesuai PP 78, kemudian Wali Kota memutuskan rekomendasi 20 persen. Kami yakin itu setelah melewati banyak pertimbangan," ujarnya.

Rekomendasi tersebut pun menurut Sunadi telah disampaikan ke Pemprov Banten. Karena itu pihaknya berharap Plt gubernur Banten menyetujui rekomendasi tersebut. "Kami ingin Pemprov Banten melihat Kota Cilegon secara utuh, industri di Cilegon merupakan industri padat modal bukan padat karya. Jadi, 20 persen itu pasti sudah ada pertimbangan," pungkasnya. (Meghat/Rif)

Komentar