CILEGON, TitikNOL - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut pasokan listrik turun hingga 12 persen saat Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Penurunan pasokan listrik sebesar itu disebut biasa terjadi saat musim Nataru. Banyaknya toko dan industri yang tutup membuat konsumsi listrik turun.
"Di tiap sesi Nataru atau tahun baru pasokan listrik itu malah justru turun, Pak Dirjen tadi menyampaikan turunnya kurang lebih 12 persen. Tapi itu biasa, meskipun...ya kenapa turun karena mungkin industri, toko-toko dan seterusnya kan tutup yang selama ini ikut mengkonsumsi listrik," kata Sekjend Kementerian ESDM, Rida Mulyana kepada wartawan usai meninjau PLTU Suralaya, Cilegon, Minggu (25/12/2022).
Meski pasokan listrik turun, pihak ESDM meminta pihak pembangkit listrik maupun PLN waspada selama musim Nataru. Kewaspadaan itu, kata dia menjadi penting agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Namun itu siklus yang biasa, meskipun konsumsi turun tapi kita tidak boleh lengah harus terus waspada, dan saya senang PLN mendirikan posko dan itu suatu kewaspadaan," ungkapnya.
Meski begitu, dilihat dari data yang ada di pembangkit listrik, pasokan batu bara sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya masih aman. Pasokan batu bara saat ini mencapai 30 hari operasi atau HOP.
"Alhamdulillah dari laporan PLN dari sisi ketersediaan batu bara, kalau kita biasanya menggunakan HOP (hari operasi) itu di atas 30, kalau buat kami di Kementerian sudah lebih dari cukup apalagi untuk pembangkit Suralaya yang lumayan besar dan signifikan, " ujarnya.
PLTU Suralaya dinilai sebagai pembangkit listrik siginifikan dalam peranannya memasok listrik di Jawa, Madura, dan Bali.
"Sebagaimana tadi disampaikan oleh rekan-rekan PLN, di sini (PLTU Suralaya) kan ada 7 unit dan ini menjadi pembangkit yang menurut kami signifikan perannya untuk sistem Jamali, jadi kita di pastikan dari rantai pasoknya dari batu bara sampai kesiapan operatornya sampai di luar pembangkitan,"pungkasnya. (Ardi/TN).