LEBAK, TitikNOL - Suara bising breaker (Excavator dengan Alat Pemecah Batu Breaker) dari Tambang PT. Lebak Energi Nusantara yang berada di Desa Pamubulan, dikeluhkan oleh warga di RW. 006/008, Desa Bayah Timur, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak.
Budi Supriadi, salah seorang warga RW. 008 Kampung Cinangga Timur, Desa Bayah Timur menuturkan, meski jarak antara lokasi tambang dan tempat tinggalnya cukup jauh, namun suara kebisingan yang dihasilkan dari aktivitas tambang terdengar jelas dan sangat mengganggu.
"Tidak hanya Desa Pamubulan, dampak Aktivitas Tambang PT. Lebak Energi Nusantara juga dirasakan kami masyarakat kampung Cinangga Desa Bayah Timur, karena dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) nya termasuk Desa Bayah Timur, bahkan sampai DAS Cidikit pun kena konsesi mereka," terang Budi kepada TitikNOL (Rabu, 15/06/2022).
Warga lain, Oman (35) pemuda Kampung Cinangga Lebak RW. 006, mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, selain gangguan kebisingan, aktivitas tambang PT. Lebak Energi Nusantara juga telah menimbulkan rumah retak akibat vibrasi blasting, dan serapan air tanah hilang di beberapa blok sawah milik warga.
"Berisik saat peledakan blasting, dan suara tok tok alat pemecah batu di tambang itu nambah jelas terdengar dan mengganggu masyarakat Cinangga. Selain itu juga terdapat rumah retak karena getaran dan pesawahan masyarakat kurang produktif," jelasnya.
Tambah Oman, memang lokasi tambang ada di Desa Pamubulan, tapi dampak lingkungan juga terjadi terhadap Desa Bayah Timur khusus masyarakat Cinangga.
"Lokasi tambang di Pamubulan dan sebagian besar lahan garapan yang ditambang sekarang itu dulunya garapan masyarakat Cinangga, bedanya, gangguan di Desa Pamubulan ada Belt conveyor. Kami berharap pihak terkait menindak tegas," tutupnya.
Sementara itu, hingga berita ini dilansir, TitikNOL belum mendapatkan konfirmasi dari pihak PT. LEN maupun pihak PT. Cemindo Gemilang. (Gun/TN)