LEBAK, TitikNOL - Belasan nama calon Panwascam yang bakal ditetapkan menjadi Panwascam oleh Panwaslu Lebak, terindikasi rangkap bekerja alias Double Job dengan berbagai kegiatan pendampingan di sejumlah program pemerintah.
Ketua Ormas Laskar Merah Putih Indonesia (LMPI) Kabupaten Lebak, Herli ST mengatakan, dengan ditemukannya double job tersebut, membuktikan bahwa kinerja Pokja rekrutmen calon panwascam di Panwaslu Lebak tidak profesional dan menguatkan dugaan terjadinya nepotisme di lembaga pengawas pemilu tersebut.
"Satu hari pasca di umumkannya peserta tes wawacara yang lolos calon Panwascam oleh Panwaslu, kami sudah menerjunkan tim dari anggota LMPI di semua MAC di Lebak untuk memantau dan menelusuri sejumlah nama yang lolos itu. Hasilnya berdasarkan laporan di lapangan, belasan nama calon Panwascam Lebak terindikasi kuat Double Job," ujar Herli, Kamis (26/10/2017).
Baca juga: Bawaslu RI akan Minta Klarifikasi Bawaslu Banten Soal Rekrutmen Panwascam di Lebak
Menurut Herli, belasan nama calon Panwascam yang bakal ditetapkan oleh panwaslu itu double job menjadi pendamping di berbagai program kegiatan pemerintah, baik pusat maupun program pemerintah daerah.
"Ini tentu harus dapat di klarifikasi oleh pihak Panwaslu khusus oleh tim pokja rekrutmen. Sebab, sebelumnya kami membaca di salah satu media online, salah seorang komisioner Panwaslu Lebak mengeluarkan statemen bahwa yang bersangkutan mengharamkan peserta yang Double Job menjadi panwascam," tandas Herli.
"Sampai saat ini, LMPI masih terus menelusuri sejumlah nama yang lolos sebagai calon Panwascam. Temuan ini menguatkan kami untuk melaporkan ke Bawaslu pusat nantinya, saat ini baru belasan nama yang di laporkan diduga double job. Tidak menuntut kemungkinan masih akan bertambah jumlah nama-nama yang double job ini," pungas Herli.
Sementara itu, hingga berita ini dilansir, wartawan masih berupaya mendapatkan konfirmasi dari ketua tim pokja rekrutmen calon panwascam dari panwaslu Lebak. (Gun/red)