CILEGON, TitikNOL - Anggota Dewan Penasehat DPC Partai Gerindra Kota Cilegon Husen Saidan, mengundurkan diri dari jabatannya. Tidak sejalan dengan keputusan partai yang mengusung Sokhidin untuk perpasangan dengan Ratu Ati Marliati, menjadi salah satu alasannya mundur dari kader partai Prabowo Subianto.
"Saya mundur karena kecewa terutama terkait dengan ditunjuknya kader biasa untuk maju di Pilkada Kota Cilegon. Sementara dari DPP sebelumnya sudah merekomendasikan Ketua DPC Gerindra Cilegon yaitu Haji Awab, tiba-tiba sekarang mengalihkan dukungan kepada Sokhidin yang menurut saya kurang pas," kata Husen Saidan, Kamis (23/7/2020).
Tidak hanya itu, para Dewan Penasehat DPC Gerindra Kota Cilegon selama ini tidak pernah dilibatkan dan diajak bicara oleh DPD Gerindra Banten terkait penunjukan Sokhidin sebagai bakal calon Wali Wali kota Cilegon mendampingi Ratu Ati Marliati.
"Partai Gerindra adalah partai terpimpin. Seharusnya tidak memberikan contoh yang sewenang-wenang kepada pengurus atau kadernya yang selama ini sudah berjuang dan melakukan hal-hal untuk membesarkan Gerindra di Kota Cilegon. Namun kenyataannya, sekarang bisa kita lihat menurut kami partai Gerindra kurang sehat dan melakukan kesewenang-wenangan," ungkap Husen.
Lebih lanjut Husen menjelaskan, pada saat pelantikan Dewan Penasehat dan Pengurus DPC Partai Gerindra Kota Cilegon beberapa bulan lalu, Ketua DPD Partai Gerindra Banten Desmon Junaidi Mahesa mengatakan, bahwa akan mengusung kader sendiri yakni Awab sebagai bakal calon Wali kota Cilegon.
"Setelah mendengar bahwa Ketua DPC Partai Gerindra Kota Cilegon, Awab yang direkomendasikan sebagai bakal calon wali kota, kita langsung menyambut baik dan siap memperjuangannya demi perubahan. Tapi seiring waktu berjalan, Gerindra justru merekomendasikan Sokhidin sebagai calon wakil, bukan sebagai wali kota. Itulah puncak kekecewaan saya sebagai dewan penasehat karena saya menganggap Gerindra tidak komitmen," tuturnya.
Menurut Husen, Gerindra yang memiliki 6 kursi di DPRD Kota Cilegon seharusnya lebih berani bertarung melawan petahana di Pilkada Cilegon 9 Desember mendatang.
"Gerindra yang punya 6 kursi di dewan seharusnya mendorong kader sendiri untuk maju sebagai sebagai calon wali kota, bukan sebagai wakil," tukasnya. (Ardi/TN1).