TitikNOL - Angka kasus Covid-19 yang masih tinggi di Indonesia membuat sebagian pasien terpaksa harus menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing.
Isoman dijalani selama 10 hari untuk pasien tanpa gejala dan 10 hari ditambah tiga hari bagi pasien bergejala ringan, dengan tanpa gejala di tiga hari terakhir.
Jika masih bingung dengan aturan isolasi mandiri, Dokter Spesialis Paru sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR), dr. Arief Bakhtiar, SpP menyebutkan, empat hal penting yang perlu diperhatikan sebagai pedoman isolasi mandiri yang aman antara lain:
1. Evaluasi rutin
Evaluasi bagi pasien isoman sangatlah penting. Ini bisa dilakukan dengan memeriksa suhu tubuh dan mengukur saturasi oksigen pasien.
"Jika dalam dua hingga tiga hari ke depan gejalanya memburuk, jangan lanjutkan isolasi mandiri. Segera pergi ke rumah sakit (mencari bantuan medis)," ungkap Arief, seperti dikutip Kompas.com dari laman unair.ac.id, Rabu (21/7/2021).
2. Fasilitas yang dibutuhkan
Arief juga mengingatkan pentingnya rumah atau ruang isolasi pasien Covid-19 dalam kondisi yang baik. Setidaknya, ruang isolasi harus terpisah dari anggota keluarga keluarga lainnya.
Lebih baik lagi jika ada kamar mandi terpisah yang bisa digunakan.
"Lebih baik jika ada dua kamar mandi sehingga salah satunya bisa digunakan oleh pasien," ujarnya.
Selain itu, penting agar ruang isolasi memiliki ventilasi yang baik, seperti jendela. Penggunaan pendingin ruangan dalam ruang tertutup akan meningkatkan konsentrasi virus di udara.
3. Menerapkan protokol kesehatan
Semua anggota keluarga di rumah wajib menerapkan protokol kesehatan ketat selama periode isoman, termasuk menggunakan masker sepanjang waktu.
Selain masker, dianjurkan melakukan disinfeksi di tempat-tempat yang sering disentih, seperti gagang pintu, pagar, dan meja.
Makanan untuk pasien isoman harus diantarkan dan dianjurkan menggunakan alat makan sekali pakai. Jika pasiennya orang tua, pasien tersebut memerlukan bantuan dari orang lain untuk merawatnya. Jika diperlukan pengasuh atau perawat, pastikan orang tersebut benar-benar sehat.
"Karena perawat tersebut pasti akan melakukan kontak erat, jadi dia juga harus menjalani isolasi," kata Arief.
4. Mengontak tenaga medis
Sebelum menjalani isoman, pastikan pasien atau keluarga pasien menghubungi tenaga medis.
Hal ini penting dilakukan agar jika kondisi pasien suatu waktu memburuk, pasien dapat mengonsultasikan kondisinya dengan tenaga medis.
Di sisi lain, Arief mengatakan isoman bukan berarti harus membuat pasien terisolasi total.
Pasien masih bisa melakukan tatap muka dengan anggota keluarga, namun dengan jarak minimal dua meter.
Terakhir, ketahui kondisi diri kita masing-masing. Jika kondisi memburuk dan memerlukan bantuan, pastikan tidak memaksakan diri.
"Jangan memaksakan diri untuk melakukan isoman. Jika memang mengalami perburukan, kita tetap harus pergi ke rumah sakit atau setidaknya meminta bantuan dari tenaga medis," ujarnya.
Berita ini telah tayang di lifestyle.kompas.com, dengan judul: 4 Poin Penting Isoman Aman di Rumah, Menurut Pakar