Minggu, 8 September 2024

Mengenal Inovasi Edible Film dari Pati Umbi Porang sebagai Pengemas Bumbu Mie Instan Yang Ramah Lingkungan

Ilustrasi. (Dok: Viva)
Ilustrasi. (Dok: Viva)

SERANG, TitikNOL - Inovasi dalam pengemasan makanan yang ramah lingkungan, seperti edible film, telah membawa kemajuan signifikan dalam perlindungan dan pengawetan produk pangan. Plastik konvensional, yang umumnya digunakan dalam kemasan makanan seperti mi instan, dikenal sebagai pencemar lingkungan utama dalam kehidupan modern karena sifatnya yang tidak dapat terurai secara alami dalam waktu yang singkat, bisa mencapai hingga 450 tahun di air dan 1.000 tahun di tanah.

    Plastik konvensional dikenal sebagai pencemar lingkungan utama karena sulit terurai secara alami, membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk mengurai sepenuhnya. Di tengah meningkatnya kesadaran akan dampak negatif plastik konvensional terhadap lingkungan, terutama dalam konteks pengemasan produk pangan seperti mi instan, edible film muncul sebagai solusi yang menjanjikan.

    Edible film, merupakan pelapis film dari bahan-bahan biodegradable seperti glukomanan dari umbi porang yang menyediakan alternatif aman dan elastis untuk digunakan sebagai pengemas makanan. Glukomanan adalah senyawa yang memiliki sifat elastis dan dapat terurai oleh mikroorganisme secara alami, membuatnya cocok untuk digunakan sebagai pengganti plastik dalam kemasan pangan.

    Kontribusi utama edible film adalah kemampuannya untuk melindungi produk pangan dengan efektif, sambil memperpanjang masa simpannya. Hal ini sangat penting dalam industri makanan, di mana mempertahankan kesegaran dan kualitas produk selama penyimpanan dan distribusi menjadi prioritas utama. Penggunaan edible film dalam kemasan bumbu mi instan adalah contoh nyata penerapan teknologi ini. Dalam konteks ini, edible film dapat dibentuk menjadi kantong yang memuat bumbu-bumbu mi instan, memberikan perlindungan yang diperlukan terhadap kontaminasi lingkungan dan menjaga kebersihan serta integritas produk. Proses pengemasan ini tidak hanya mempertahankan kualitas bumbu, tetapi juga membantu dalam mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah plastik konvensional.

    Selain manfaat lingkungan, penggunaan umbi porang sebagai bahan utama dalam pembuatan edible film juga memberikan nilai tambah ekonomis bagi komunitas lokal. Umbi porang, yang kaya akan glukomanan, bukan hanya berpotensi untuk diintegrasikan dalam industri pangan, tetapi juga memiliki aplikasi dalam sektor non-pangan dan kesehatan. Ini menciptakan kesempatan untuk pengembangan lebih lanjut dalam pemanfaatan sumber daya lokal yang berkelanjutan.

    Dengan demikian, inovasi edible film tidak hanya menghadirkan solusi teknologi yang canggih dalam pengemasan makanan, tetapi juga mendukung tujuan global untuk mencapai keberlanjutan lingkungan. Pengembangan dan penerapan teknologi ini menjadi langkah maju dalam memperbaiki praktek industri yang lebih ramah lingkungan, sambil tetap memenuhi kebutuhan akan keamanan dan kualitas produk pangan yang tinggi.


    Referensi:

    Falah, Z. K., Suryati, S., Sylvia, N., Meriatna, M., & Bahri, S. (2021). Pemanfaatan Tepung Glukomanan Dari Pati Umbi Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Edible Film. Chemical Engineering Journal Storage (CEJS), 1(3), 50-62.

    Ferdian, M. A., & Farida, S. (2021, December). Karakteristik Edible film dari Tepung Porang Termodifikasi sebagai Kemasan Bumbu Mi Instan. In Prosiding SENTIKUIN (Seminar Nasional Teknologi Industri, Lingkungan dan Infrastruktur) (Vol. 4, pp. A2-1).

    Safitri, Y. D., Maflahah, I., & Purwandari, U. (2022). KARAKTERISTIK FISIK DAN MEKANIK EDIBLE FILM DARI TEPUNG PORANG (Amorphophallus oncophyllus). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, 10, 136-143.

    TAG Porang
    Komentar