Selasa, 17 September 2024

Survei: Kesepian Bisa Menjadi Kematian, Ini Penjelasannya!

Ilustrasi. (Dok: net)
Ilustrasi. (Dok: net)

TitikNOL - Di tengah malam, kesepian biasanya datang. Pada mereka yang tak memiliki banyak teman, pengalihan pikiran tentang masalah itu bisa dilakukan dengan membaca, mendengarkan musik, atau juga berbincang kecil dengan hewan peliharaan yang tidur satu kamar.

Berbeda ceritanya dengan mereka yang memiliki banyak teman. Biasanya, kalau rasa kesepian itu datang, cara yang paling mudah dilakukan adalah saling berbicara di telepon atau melakukan video call bersama yang sudah mudah untuk dilakukan sekarang.

Eits! Kondisi tersebut sebetulnya bukan menjadi kasus utama. Tetapi, banyak dari kita yang mengalami kondisi tersebut. Contoh lain dari yang tak memiliki banyak teman bisa pergi keluar rumah untuk sekadar keliling melihat sorotan lampu jalan atau juga bisa pergi nonton seorang diri.

Sadar atau tidak kesepian itu adalah wabah! Seperti yang dijelaksan laman NYLON. Dikatakan bahwa kesepian itu menular bahkan membunuh! Sebuah survei pada 2016 yang terkait dengan American Osteopathic Association menemukan hampir 75 persen orang Amerika menganggap dirinya tak memiliki banyak teman bahkan merasa kesepian.

Data survei masalah yang sama di tahun sebelumnya menunjukan fakta bahwa jumlah orang yang mengatakan dirinya tidak memiliki satu teman dekat meningkat tiga kali lipat sejak tahun 1985. Namun sayang, data lengkapnya tidak dijelaskan.

Bicara mengenai kesepian berarti bicara mengenai pengalihan rasa kesepian. Yang paling banyak ditemukan adalah dengan merokok. Kalau sudah begitu, risiko kesehatan bagi si penyendiri tentunya ikut terancam. Berdasar data, mereka yang merasa sendiri bisa merokok 15 batang sehari. Uh! Belum termasuk mereka yang kesepian dan depresi.

Dijelaskan lebih lengkap oleh Mantan Ahli Bedah Umum Vivek H. Murthy, ternyata fakta yang ada sekarang adalah orang-orang yang merasa sendiri itu sudah sangat banyak. Bahkan, melebihi penderita penyakit tidak menular yang banyak ditemukan di rumah sakit atau layanan kesehatan lainnya. Perspektif ini diutarakan Vivek dalam esai Harvard Business Review yang belum lama ini publish.

Lebih lanjut, kecemasan dan depresi adalah salah satu efek samping yang merugikan bagi para penderita kesepian. Tak hanya itu, efek samping lainnya ternyata bisa menyebar sampai ke masalah kardiovaskular dan demensia.

Faktor pembentuk masalah tersebut adalah interaksi sosial yang lemah atau interaksi yang tidak berjalan lebih dalam atau intens. Kondisi demikian yang kemudian membuat porang yang kesepian meningkatkan stres dalam tubuhnya dan mengurangi kemampuan otak untuk berfungsi 100 persen.

Perlu Anda ketahui, semakin tinggi tingkat stres yang Anda alami, semakin rentan tubuh Anda terhadap kadar hormon kortisol yang tinggi. Di mana, hormon tersebut akan merusak pembuluh darah dan jaringan lainnya, meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, penyakit sendi, depresi, obesitas, dan kematian dini pada akhirnya.

Sementara itu, penelitian dari Oxford University menunjukan bahwa memiliki tiga sampai lima orang teman dekat dalam kehidupan sangat baik. Sebab, pengoptimalan fungsi tubuh secara keseluruhan akan terjadi. Yang perlu digarisbawahi adalah teman-teman dekat tersebut benar-benar bisa membuat Anda lebih bahagia dan menjadi kepercayaan hidup Anda.

Hubungan berkualitas tinggi harus didasari pada cinta dan diberi tahu dengan kebaikan, belas kasih, dan kemurahan hati. Rasa empati juga diperlukan. Selain itu, bersikap ramah dengan siapa pun juga baik untuk jiwa Anda.

Berita ini telah tayang di okezone.com, Rabu 4 Oktober 2017 dengan judul Kesepian Tidak Hanya Menakutkan Tapi Juga Mematikan, Simak Penjelasannya!

Komentar
Tag Terkait