Sabtu, 5 Oktober 2024

Genjot Minat Baca Anak, DPKD Kabupaten Serang Optimalkan Perpustakaan Desa dan Sekolah

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

SERANG, TitikNOL - Peningkatan kuakitas Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi konsentrasi penuh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang. Pasalnya, hal ini menjadi salah satu cara untuk Serang yang berkemajuan.

Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Kabupaten Serang komitmen menumbuhkan minat baca generasi muda Serang melalui 145 Perpustakaan Desa dan Sekolah.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serang Tahyudin mengatakan, bahwa budaya literasi di Kabupaten Serang belum terarah dan dinilai masih jauh dari kata ideal. Ada banyak faktor budaya baca belum begitu tumbuh subur di masyarakat. Salah satunya fasilitas dan pengelolaan perpustakaan yang belum maksimal.

Sehingga, perlu ada peningkatan terkait fasilitas penunjang minat baca. Selain itu, pihaknya berharap orangtua menjadi motor utama dalam gerakan sadar baca anak diusia dini. Terlebih, orangtua bisa menjadi teladan agar anak mencintai bahan bacaan.

"Penelitian lembaga internasional, Indonesia ada di 61 dari 62 negara yang diteliti. Posisi negara paling bawah dalam minat membaca. Itu latar belakang kita bertemu di sini," katanya saat kegiatan rencana kerja (renja), Senin, (24/02/2020).

Ia mengakui, persolan yang menonjol dari tumbuh kencangnya minat baca adalah belum adanya Gedung Perpustakaan Kabupaten Serang. Hingga kini pun, pihaknya masih melakukan berkoordinasi dengan Perpustakaan Nasional untuk mengajukan pembangunannya.

"Paling tidak untuk tahun 2021 dengan menyesuaikan dengan anggaran yang ada," ungkapnya.

Sementara itu, Kabid SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang Heriyana menyampaikan bahwa kegiatan membaca merupakan urusan fundamental dalam dunia pendidikan.

Menurutnya, menanamkan kebiasaan suka membaca demi menumbuhkan minat baca anak sesungguhnya adalah hal yang sangat mendesak. Teknologi bukan menjadi salah satu sarana, melainkan yang paling efektif adalah buku. Karena buku adalah media pendidikan yang paling handal.

"Umumnya di sekolah punya perpustakaan namun pengelolaan tidak maksimal. Ini pekerjaan kita bersama," paparnya. (ADV)

Komentar