SERANG, TitikNOL - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) berkomitmen membumikan nilai-nilai Pancasila ke seluruh penjuru tanah air. Sehingga, Pancasila sebagai dasar negara dapat menjadi tumbuan hidup dihati masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
Ada yang berbeda dalam menumbuhkan nilai Pancasila yang dilakukan BPIP kali ini. Sebab, sosialisasi itu dilakukan dengan cara lewat musik kebangsaan. Hal itu dilakukan sebagai strategi BPIP agar lebih dimengerti oleh anak-anak generasi penerus bangsa.
Adapun para musisi mendendangkan Rayuan Pulau Kelapa (Conrad GV), Anak Negeri (Shanna Shanon dan Alshant), Bangun Pemudi Pemuda (Alshant dan Awing) dan Dari Sabang Sampai Merauke (Slag band).
Plt Sekretaris Utama BPIP, Karjono mengatakan, musik merupakan instrumen universal yang sangat efektif dijadikan alat penyampaian pesan. Selain itu, musik diyakini dapat menjadi media untuk melakukan internalisasi nilai-nilai kepada pendengarnya.
Ia menyebutkan, selain dengan buku-buku tingkatan PAUD hingga Perguruan Tinggi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu menyampaikan mandat kepada BPIP agar mensosialisasikan Pancasila tidak hanya dengan teori-teori saja.
“Presiden menyampaikan, BPIP mensosialisasikan dengan musik, dengan olahraga, kuliner dan lainnya, artinya jangan serius-serius,” katanya saat ditemui di Kampus Untirta, di wlayah Sindangsari, Kamis (23/9/2021).
Ia menerangkan, kaum milenial perlu mendapatkan pemahaman Pancasila yang baik karena akan menjadi estafet kepemimpinan selanjutnya. Menurutnya, Pancasila sebetulnya menggugah kearifan lokal, makanya disebut menggali mutiara yang lama sudah terkikis. Sehingga pendekatan tradisional, teknologi tepat guna bisa menggugah kaum milenial.
“Kita tidak hanya musik saja, kalau bisa lomba lagu kebangsaan untuk generasi milenial. Kita memahami Pancasila bukan lagi menghafal teori. Ini generasi milenial harus santun,” terangnya.
Di tempat yang sama, Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung mendukung penuh BPIP dalam membumikan Pancasila yang ditujukan kepada masyarakat.
“Hari ini contoh yang bagus, masuk ke kelompok milenial, ya anak muda ini yang menggaransi Indonesia ke depan,” tuturnya.
Ia menjelaskan, memperkenalkan Pancasila tidak boleh monoton, bisa juga disosialisaskan melalui film dan lagu-lagu bergenre mulai dari pop, reggae atau yang lainnya.
Doli yang juga Founder Sinergy For Indonesia itu juga menyatakan, perlu diperkenalkan sejak dini kepada setiap warga negara tentang nilai-nilai Pancasila ini. Mengingat, kelestarian nilai-nilai Pancasila yang membedakan negara Indonesia dengan negara yang lain.
“Sebanyak mungkin kita sosialisasikan. Mungkin masuk pesantren, SMA dan kalangan masyarakat yang lain,” jelasnya.
Sementara itu, Rektor Untirta, Fatah Sulaiman berujar, BPIP telah memahami cara mensosialisasikan Pancasila sesuai dengan tantangan zaman. Kemudian dalam pengamatannya, pemaparan tidak membosankan dan dirasa menyentuh terhadap audiens.
“Misalnya karya Ismail Marzuki nilai bobotnya menambah nasionalisme, tapi dengan kemasan genre modern. Saya yang sudah tua juga jadi suka, tadi rocknya keren,” ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya berhara menumbuhkan nilai-nilai Pancasila juga dapat digelar dengan lomba kreasi lagu kebangsaan kategori mahasiswa. Sehingga dapat memperkokoh nasionalisme.
“Saya kira bisa dilakukan secara reguler, misal lomba kreasi cipta lagu kebangsaan untuk mahasiswa secara nasional. Menumbuhkan nasionalisme, cinta musik secara universal, tapi nilai nasionalisme semakin mengokohkan generasi muda,” pungkasnya. (Zar/TN1)